Quantcast
Channel: Slamet Riyadi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 185

Apakah Harus Berdamai dengan Kenangan?

$
0
0
Kenangan, lubang bekas luka itu tetap saja perih. Walaupun berangsur kering namun kadang kembali basah berdarah ketika ingat jalan atau tempat-tempat menyakitkan itu. Kadang malah makin buruk ketika datang satu paket bersama kemarahan dan kesedihan.

Seberapa sering kenangan pahit itu datang menghampiriku, menyekapku dan membuatku seperti tertimpa beton dan tak kuasa untuk beranjak?. Jawabannya adalah "sering". Datang tiba tiba tanpa permisi dan tanpa aba aba. Muncul dari apa saja. lewat gelagatmu, lewat jalan itu, lewat jalan itu, lewat jalan itu, Iya jalan itu dan lewat bangunan itu.

Film hitam putih penuh kegelapan itu selalu berputar lalu kembali dari awal hingga akhir dikala kenangan itu mulai mengusik, kadang tambah menyakitkan ketika ada adegan slow motion yang tergambar jelas. Yang ada hanya sakit dalam diam, pikiran resah gentayangan kemana mana.

Rasanya ingin berdamai dengan kenangan itu, tapi kenapa begitu sulit? Apakah karena ini sebuah kenangan pahit? getir? jadi rasanya sulit? Namun yang namanya kenangan tetaplah kenangan, tempatnya selalu di belakang. Jangan pernah diizinkan untuk mendahului di depan.


Semarang, 1 Agustus 2015
Ketika kenangan itu tiba tiba menggores hati dan melukai pikiran.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 185

Trending Articles