Quantcast
Channel: Slamet Riyadi
Viewing all 185 articles
Browse latest View live

Pasar Malam Hiburan Keliling Rakyat

$
0
0
Biang lala berputar semakin kencang - Pasar malam di Karanggede 
Seorang pria kurus bergelantungan, berjumpalitan di ujung perahu naga dengan lincahnya. kepalanya berayun hanya 5 centi hampir menyentuh tanah. kaki di atas mencengkram leher naga mengikuti laju naik turun perahu kora kora untuk menarik perhatian pengunjung di tengah keramaian. Antrian mengular.

Sementara itu, pasangan yang berada di bangku paling ujung menutup mukanya dengan jaket, berteriak histeris memeluk erat pria disampingnya. Setelah terombang-ambing hampir 5 menit, perahu perlahan berhenti, mereka turun dengan lemas dan sedikit pusing di kepala. Itulah efek ayunan perahu kora kora di pasar malam.




Malam itu, lampu sorot raksasa penembus langit menuntun warga yang haus hiburan, bergandengan tangan dan membawa orang orang terkasih menikmati hiburan yang mengingatkan memory masa kecil. Pasar Malam, Inilah sebuah hiburan rakyat yang mirip dengan sirkus keliling. Beberapa ciri khasnya adalah adanya wahana bianglala, ombak banyu, komedi putar, roda gila (tong stan) dan lampu sorot yang menjadi penanda lokasi di tengah gelapnya langit malam.

"numpake kae mak, numpak kae!"
seorang anak kecil merengek menarik-narik tangan ibunya, meminta ditemani naik kereta putar. sedangkan ibunya sudah kuwalahan. pusing. kuwalahan menuruti keinginan anaknya.

"duh" sang ibu buka tutup dompet keringatan

Lari pagi di Alun Alun Bung Karno Ungaran

$
0
0
Icon Alun Alun Bung Karno Ungaran
Bangun lebih awal jam 4 pagi, hangatnya selimut masih begitu kuat melilit badan, menahan supaya tetap nyaman dalam pelukannya. Saya mengintip ke luar jendela, nampaknya langit masih begitu gelap! "Ah... matahari di ujung bukit sana sudah menantiku, keluarlah dan siapkan kakimu". Saya bersiap, cuci muka dan mencari kaus kaki yang hilang sebelah.

Langit sudah mulai terang, namun guratan cahaya matahari belum nampak di timur. Tidak ada rencana sebelumnya, hanya terbersit kalau alun-alun Ungaran yang baru sudah bisa dipakai, namanya Alun Alun Bung Karno. 15 menit saya sampai di lokasi, namun sepertinya masih terlalu pagi, belum banyak orang yang datang, mungkin karena ini hari sabtu, bukan hari libur. Jadi saya putuskan untuk menikmati matahari di bukit paling tinggi di kalongan, tak jauh dari kecamatan Ungaran Timur.



Saya telat,  padahal selisih beberapa menit saja, sudah didahului bapak penggarap ladang, dan matahari sudah lumayan meninggi namun kabut tipis masih terpenjara di lembah. Matahari memang tidak bisa menunggu, kita yang harus mengejarnya. Entah mengapa cukup dengan melihat guratan emas cahaya dan merasakan hanganya matahari, bibir saya tertarik naik dan tersenyum, sempat tertawa kecil "bhahaha". memanen hangatnya cahaya dan memetik oksigen di pagi hari itu menjadi sebuah nikmat yang harus disyukuri.


Setelah bertegur sapa dengan matahari pagi di bukit, saya meninggalkan menuju Alun alun Bung karno yang berjarak 5 menit. Jauh beda dengan tadi pagi, alun alun sudah lumayan ramai dengan para orang tua yang jalan santai, ada juga yang berlari kencang, beberapa muda mudi melancarkan modus hanya mondar mandir bergandengan tangan, walaupun beda kegiatan, tapi tujuannya sama yaitu "Menikmati pagi".



Keliling dari lapangan sekitar 200 meter saja, jadi saya putuskan untuk survey lokasi sebelum berlari menggunakan endomondo. Mulai dari kawasan air mancur bertuliskan "Bahaya, tegangan listrik", tulisan "UNGARAN" dengan tinggi 2.5 meter di ujung taman, jalur pejalan kaki di pinggir sungai yang ternyata buntu, masuk wahana skateboard yang sudah setengah jadi, pujasera yang masih kosong mlompong, melewati parkiran, dan gedung serba guna, ditutup dengan mengelilingi lapangan. Total distance cuma 0.93kilometer.
Oke mari lari keliling tak beraturan 10 kali!


Rute lari yang tak beraturan dengan aplikasi Endomondo

Bahagia itu sederhana, seperti menyaksikan semburat emas matahari yang bangun di ujung timur, menyentuh kehangatannya, melukis cahayanya.
Bahagia itu sederhana, seperti memeluk embun yang berderet seperti intan di rumput dan dedaunan.
Bahagia itu sederhana, seperti menikmati otot yang memanas, merasakan bulir bulir keringat yang keluar dari pori pori, mengalir dari ujung kepala dan menetes dari pelipis, hidung dan dagu hingga menyaksikan tiap tetesannya membentur tanah.
Bahagia itu sederhana, mampu menikmati otot yang lelah, berteman dengan badan yang kesakitan setelah berlari di pagi hari.
Bersyukurlah. artinya kita masih sehat, karena tidak semua orang mampu melakukannya #marilari

Alun-alun Bung Karno Ungaran ini sudah 70% jadi lho, sebentar lagi akan menjadi taman umum dan tempat hiburan bagi warga ungaran khususnya. Kita manfaatkan secara maksimal, digunakan sebagaimana mestinya dan jadilah warga yang bertanggung jawab dengan merawat kelestariannya.

#nb Bahagia itu sederhana, masih bisa mendengar tawamu dan melihat senyummu walau sering nyebelin #eaaa

Number 1 Woman

$
0
0
"Dear mom, no matter how far I run, no matter where I go in life,  who I get married to, how much I love my girlfriend, you’ll always be my number 1 woman"– sincerely, your little son

Saya Ingin Tinggal di Jogja?

$
0
0

Tau lagunya Katon Bagaskara - Jogja? Jangan membayangkan saya bernyanyi dengan merdu mendayu dayu sambil jemari menari di atas dawai gitar ya!, saya takut nanti pada kecewa. Baca dan resapi saja liriknya.

"Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgia
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogjaaaaa..."

Jogja memang bikin kangen, tapi pernah terpikir untuk menetap di Jogja gak?
Dahulu saya pernah. Bahkan pada tahun 2010 saya sudah punya bayangan tinggal di kaliurang km8, dekat dengan @escoret teman saya yang kini terjerumus di lembah perkopian. Fantasinya juga macem macem, misalkan pengen refreshing tinggal Ngetrail di Gunung Merapi, bersantai menikmati semilir angin di sepanjang pantai gunung kidul, menikmati segarnya jeram dan goa alam, lalu bikin usaha travel atau batik. Jadi senyum sendiri kalau diingat-ingat.

Sebetulnya, sekarang tidak seribet itu untuk mencari tempat tinggal karena bisa langsung dipilih melalui lamudi dan rumahjogja. Tapi, menurut saya properti di Jogja harganya makin melesat, harganya lebih mahal dari Kota Semarang dan beberapa kota lain, JAUH! Mungkin karena makin banyaknya yang ingin berinvestasi di Jogja, atau mungkin ada konspirasi dari para pemborong tanah? hahaha saya becanda, tapi bisa jadi kan?

Sebagai contoh, Teman saya yang kotrak rumah di daerah Jombor, dekat dengan Kaliurang. Lokasinya lumayan jauh dari pusat kota, adem dan tenang. Harga sewanya mencapai hampir 30.000.000,-per tahun, GILA! Kebayang kan? berapa harga sewa kalau di tengah kota? GAK TAU, pastinya lebih murah di Semarang!

Lalu mengapa ingin tinggal di Jogja?
Ketika status masih single, jalan-jalan adalah pilihan yang tepat untuk membunuh waktu luang, dan jogja memiliki banyak tempat menarik untuk melampiaskannya. Lalu Jogja itu kota yang multiculture, banyak budaya luar campur aduk karena banyaknya pendatang, namun tidak terlalu terpengaruh dan masih memegang teguh budaya asli. Banyak orang kreatif yang menginspirasi saya lahir di Jogja. Kemudian yang paling terasa ketika Tinggal di jogja itu adalah waktu seakan berjalan melambat, sangat nyaman untuk menikmati hidup.
Kalau sedang melancong ke Jogja, kadang saya menumpang di rumah teman, bahasa gaulnya NEBENG!. Tetapi kadang juga cari tempat penginapan sendiri supaya tidak merepotkan orang lain. Sebagai persiapan, saya mulai hunting informasi mengenai kos dan hostel. Pokoknya cari yang paling dekat dengan tempat tujuan supaya tidak over budget (Intinya cari yang murah).

Tapi saya pikir, sekarang ini hidup dan tinggal di Jogja jadi lebih mahal, apalagi kalau mau beli tanah? apalagi kalau nanti sudah menikah?. aaahhh.. Mikir Lagi.

Eniway, Jogja memang punya keindahan yang magis dan bikin kangen, Namun sengangen-nganeninnya Jogja, saya pasti lebih rindu dan akan kembali ke tanah kelahiran, berkumpul dengan keluarga tercinta.
NB: Terkahir melancong ke Jogja bersama kekasih, jalanan di kota macetnya makin parah.

Nyepi di Gunung Ungaran

$
0
0
Nyepi Di Gunung Ungaran
Long weekend akhirnya datang juga... libur 3 hari adalah hari yang dinantikan bagi para pelanconger yang fakir waktu luang. Semua ini adalah efek Libur Nyepi di hari Senin. Bisa saya pastikan untuk destinasi ke luar kota dan tempat liburan yang mainstream pasti penuh seperti pasar tumpah. Dari hari jumat sore, arus lalu lintas Ungaran sudah macet, ramai padat, ibaratnya tikus mau menyebrang baca bismillah 9 kali saja tidak yakin bisa selamat.

Minggu 30 Maret Jam 6 pagi, langit berwarna abu-abu, matahari cuma sesekali mengintip dari tirai mendung lalu sembunyi lagi. Lutut yang suka kumat ini sudah gatal ngajak lari, nampaknya kangen dengan tanjakan, udara segar dan jauh dari polusi. Genk galau dari salatiga sudah punya hajat gak bisa disusul, mereka  bergelantungan ke gunung kidul. Ngajak kekasih pun tidak mungkin, sudah terbayang suara dan raut mukanya bakal seperti iklan korupsi "TIDAKKK!". Akhirnya jalan sendiri walau cuaca kurang bersahabat.

Hujan jatuh menghujam aspal di tengah perjalanan, sempat berteduh dan berpikir untuk balik kanan banting stang karena hujan tidak kunjung reda. 30 menit lebih saya menunggu di toko roti "perawan" sekalian mengisi perut. Sudah kepalang tanggung basah, gerimis sepanjang jalan menuju Camp Mawar pun diterjang.

Periksa kelengkapan, Tas hydropack oplosan antara Ponari sweat dan air rebusan sendiri siap dikenyot dari selang untuk membasahi tenggorokan, roti coklat dan biskuit gandum sepertinya cukup untuk supply tenaga saat nanjak dan melumasi lutut ketika turun Gunung ungaran. Celana sudah dilepas (maksudnya ganti celana pendek), kencangkan tali sepatu, pemanasan sedikit lalu siap untuk playon. Sepertinya ada yang kelupaan, Alamaakk sublock entah sembunyi kemana!.

Hujan semalam dan pagi tadi menyiskan genangan air, pohon basah, tanah becek, berlumpur, dan bebatuan licin yang menambah serunya rintangan untuk ditaklukan dalam pelarian. Udara dingin bercampur mendung, namun panasnya matahari tetap terasa di jidat. Hutan pinus yang licin dilalui dengan lancar dan riang gembira walau sering terpeleset karena sol sepatu trail MudSlinger sudah mulai tipis. Nafas sedikit terengah dan sesak saat menyesuaikan udara pegunungan. Masuk di hutan primer yang becek dan berlumpur sepertinya akan semakin asyik.

Masuk hutan udara mendadak sejuk, kalau jalan landai dan sepi saya lari, tapi kalau tanjakan dan ramai orang saya memilih untuk jalan santai saja. Sempat berpapasan dengan setengah lusin rombongan yang menggendong kulkas di punggung, menyapa "monggo mas, mari, amit mas, sendiri mas?", wajahnya letih lelah, matanya sayu kurang tidur mungkin karena kehujanan semalam atau mungkin kecewa tidak dapat sunrise. mereka keanehan menatap saya yang segar bugar mirip iklan extrajohh.



Kisaran jam 9 sampai di kebun kopi, banyak pendaki yang bergelimpangan mengistirhatkan pantat di pinggir kolam yang pernah saya selami dan bikin keruh. Saya hanya lewat sambil lari kecil karena air di Hydropack masih banyak. Mulai dari sini cuaca mulai panas, buff saya gunakan untuk menututupi aurat (jidat) dari sengatan matahari, sambil mengingat-ingat siapa yang membawa sunblock saya.

Perjalanan dari kebun teh ini lebih menarik, berpapasan dengan bermacam jenis, type, dan merk pendaki.
Bertemu 4 bersaudara kakak beradik runtut berurutan saat turun gunung ungaran berdasarkan umur. Paling kecil masih SD berada di depan, ada 1 cewek manis, bening, masih SMA, lama diamati ternyata  lucu juga #eh #modus. Sedangkan kakak paling tua yang berada di belakang menatap saya dengan penuh curiga "hehe... mari mas, 1 keluarga ya?".

Apa mereka (para pendaki yang berpapasan) itu tidak punya perasaan?
Tiap kali ketemu saya kok pertanyaanya seperti copy paste saja
"sendirian mas?"
"IYA, mau nemenin?"
Untung gak ada kelewat sadis bertanya "sendirian mas? jomblo ya mas?"
Sumpah kalau yang nanya cowok, bakal saya ajak berantem, saya kalungin selang hydropack ke lehernya. Kalau cewek saya ajak kenalan, minta nomor hape dan facebooknya.



Sampai di puncak teryata masih ramai, puluhan orang bertahan di sekeliling tugu. Merapikan tenda, sarapan, bakar bakaran di puncak. Sampai mencari spot yang sepi untuk foto saja saya susah. Ada 8 muda-mudi menyabotase tugu puncak, foto foto narsis gak mau turun selama 15 menitan. Apa mereka tidak tau kalau saya juga pengen foto narsis di situ #eh.

Akhirnya saya bergegas turun dengan sedikit kecewa. Namun terobati dengan catatan waktu turun gunung ungaran 30 menit, lebih cepat 15menit dari catatan sebelumnya, dengkul juga tidak begitu gemetar. sepertinya khasiat dari doping 1 potong arem-arem isi abon ayam dan donat coklat kacang yang saya makan di puncak tadi.

1 pria kurus dan 3 bocah SD
Ada juga yang lucu, seorang pria kurus lebih kurus dan ramping dari saya, umurnya 30an membawa serta 3 bocah SD. yang lucu adalah ketika 3 bocah itu malah ikut berlaliran turun gunung mengikuti saya, pria kurus tadi tertinggal jauh di belakang. 3 bocah itu dadah dadah melambaikan tangan ke pria kurus tadi.

Trail MudSlinger Jebol
Trailrunning Nyepi di Gunung Ungaran, Ada motivasi yang mampu melangkahkan kaki saya walau cuaca kurang mendukung, sebuah passion yang menjaga saya tetap menjalaninya walau hujan, becek, terpeleset berulang kali. Hadiah berupa sol sepatu yang menganga lebar dijejali rumput. Tak lupa dilengkapi dengan sebuah Tragedi bikin #makdeg hati, terformatnya MicroSD 16GB berisi foto-foto dan video selama pelarian di gunung ungaran untuk kamu, seseorang yang teriak "TIDAK!".

NB: Foto diatas hasil recovery yang selamat, videonya lenyap

Makin Ramai, Malam Minggu di Alun Alun Bung Karno

$
0
0

"Malam minggu malam yang panjang, malam yang asyik buat pacaran". WOYYY... Malam panjang bagaimana? wong jam 9 saja sudah diteror suru pulang! Mungkin waktu Jamal Mirdad dan Lydia Kandou pacaran, ngelayapnya sampai jam 12 malam di Jendral Sudirman. Iya kali!

Sabtu malam kemarin, saya Malam mingguan di Alun Alun Bung Karno Ungaran bersama kekasih. Niatnya memang pengen tau kondisinya ketika malam hari, sambil menikmati malam yang gak begitu panjang. Kalau ingin tau suasana ketika matahari terbangun dari bumi bagian timur, menyaksikan patung Bung karno bermain tongkat sihir, bisa baca di sini saat saya berlari di pagi hari.

Ternyata malam hari suasananya lebih ramai, banyak muda mudi, ABG yang berserakan diseputaran  lapangan, ada yang malu malu mojok ditempat yang minim penerangan, dan tak sedikit pula yang mengerumuni "UNGARAN" salah satu icon lapangan Bung Karno Ungaran ini untuk sekedar foto selfie dan bernarsis ria.

Sepertinya keramaian di Ungaran lambat laun bakal berpindah ke sini, Alun-alun Bung Karno Ungaran.

Lapar? mulut gatel pengen ngemil? Tenang saja, banyak gerobag batagor, siomay, tempura dan minum minuman yang siap melayani di seputaran lapangan yang merusak pemandangan. Padahal sudah jelas-jelas ada Papan pengumuman himbauan yang mecolok supaya tidak berjualan di sekeliling lapangan. Karena sudah disediakan lahan Pujasera sebanyak 4 baris untuk berjualan di sebelah barat.

Sebagai warga negara dan Gunungpati yang tiap hari menghirup udara di ungaran yang baik dan tidak sombong, saya gak boleh ikut ikutan melanggar peraturan dong!. Akhirnya nyari makan di luar.

Mendadak kok pengen nasi goreng pete. Mbak pacar sudah meng-ultimatum “awas kalau makan pete jangan deket deket aku”, padahal dianya juga suka pete, cuma gengsi saja mengakuinya *siap siap dijiwit*.

Warung Nasi Goreng Sederhana
Alun Alun Bung Karno Ungaran
Kebetulan ada Warung Nasi Goreng Sederhana, tepat di seberang jalan masuk parkiran gedung serbaguna. Pesan nasi goreng special pete dan nasi goreng biasa buat mbak pacar. Sebagai seorang pecinta kuliner serba gurih dan tidak pedas seperti saya, rasanya pas di lidah dan enak dikunyah. Jenisnya nasi goreng biasa yang pakai telur dan suiran ayam, petenya saya hitung ada 6 ekor setengah mateng. Kol, tomat, tambahan bumbu, dan tingkat kepedasan bisa direquest sesuai selera kita, tinggal jawil mesra mas kokinya.

Buat kamu yang suka nasi goreng khusunya peteholic, silakan rasakan sendiri sedapnya #maksengkring.

Seketika setelah suapan dan kremusan pete ijo terakhir, kekasih saya langsung menjauh, petentengan, dahinya mengkerut, mengambil jarak aman 1 meter, pokoknya lebay banget. Padahal saat pulang, ujungnya juga meluk erat di belakang jok. Bhahah pites hidungnya.

Goa Kreo - Waduk Jatibarang, Bibit Wisata di Semarang

$
0
0

Kapan terakhir ke Goa Kreo?
Pada jaman dahulu kala... (backsound laskar pelangi) ketika itu saya masih pakai celana pendek, kaos oblong, sarung melingkar di pundak dan peci miring nemplok di kepala. Jadi setiap bulan puasa, Jalan pagi setelah sholat subuh selalu menjadi rutinitas anak gaul pada waktu itu. Jalan bergerombol sambil perang petasan antar kampung, bahkan ada yang memodif paralon menjadi seperti bazoka untuk saling serang sepanjang Jalan dari Gunungpati - Kandri. namun sekarang sudah jauh beda.

Dalam ingatan saya, jalannya jauh, kalau jalan kaki sekitar 2 jam dari Gunungpati, naik turun bukit, namun kita semua senang riang gembira jalan sampai ke sana. tapi itu dulu ketika saya masih memakai topi Tut Wuri Handayani warna merah, sekarang sudah beda, iya beda, kamu berubah!. Sekarang Jamannya Presiden SBY, mana ada anak-anak yang mau jalan kaki sejauh itu, Sekarang tinggal mancal gas, 15 menit sampai.

Mungkin pengunjung di sini selalu bertanya tanya, Kenapa dinamai "Goa Kreo" dan Kenapa monyet monyet di sini tidak pergi? ke desa sebelah, tempat dugem, rental playstation atau warnet misalnya? malah tetap tinggal mendiami dan beranak pinak di daerah ini? berikut ada kutipan sejarahnya:

Sejarah Goa Kreo
Jadi Intinya Sunan Kali Jaga memberi mandat para monyet Untuk "Ngreho" tempat ini, karena itulah mereka menetap di sini. Itu cerita versi saya.

Menurut saya, wisata di sini memang berbeda dari tempat wisata yang lain, di satu sisi merasa kagum dengan rencana penggabungan waduk dan wisata. Di sisi lain ada yang ketakutan. Kadang terdengar jeritan dari wanita yang histeris dicolek oleh monyet binal, senyum sok akrab dari monyet dengan gigi taring kuning yang panjangnya 4cm yang kadang bikin takut, tapi penasaran.

Ada spot menarik, di bukit paling tinggi terdapat monumen berbentuk kayu, tepat di atas goa. Namun dari banyaknya pengunjung sore itu tidak ada satupun yang menaiki bukit tempat monumen kayu selain saya, paling pol hanya sampai di Goa. Atau mungkin hanya saya saja yang terlalu gembira berada dalam kepungan monyet monyet dengan senyum dan tawa gigi kuning pada senja agak mendung hari minggu itu. bisa ditonton di video paling bawah.

Puluhan monyet bebas berkeliaran

Sunset di atas bendungan Jati Barang


Jembatan penghubung, satu satunya jalan menuju Goa Kreo

Banyak sekali pemancing yang berada di tepian waduk, menikmati jorang yang mereka genggam, khusyuk menatap ujung bandul yang mengambang permukaan air. Entah apa yang mereka dapatkan, tapi mereka nampak begitu asyik sembari menunggu bedug magrib. Menikmati suasana dengan cara masing masing.

Wisata di Goa Kreo - Waduk Jatibarang nampaknya bakal lebih ramai kalau wahana air, kapal, perahu sudah resmi dioperasikan. Kamu patut merasa gagal sebagai orang semarang, kalau belum pernah mampir ke sini.

Akhirnya Nikah

$
0
0
Perkenalkan, namanya Nyonya Slamet Riyadi eh Nisa Arum Ismawati. akhirnya tanggal 10 Juni 2014 resmi jadi suami istri. Kalau bertemu jangan sungkan untuk menyapa ya hehehe...


Ternyata banyak juga yang harus dipahami sebelum menikah dan setelah menikah nanti, karena kita sudah tidak lagi sendiri. bukan hanya menyangkut 2 orang saja, tapi keluarga besar, dan tentunya masyarakat,  kita harus menyatukan visi dan misi hidup.

Benar kata orang kalau menjelang pernikahan itu banyak godaannya, dan alhamdulilah bikin stress. Pastinya nikah bukan hanya senang-senangnya saja, bakal muncul masalah, masalah kecil pun bisa jadi besar, tinggal bagaimana kita menyelesaikan masalahnya, cukup mengurangi ego dan banyak banyak sabar. Menikah juga artinya bermasyarakat, karena ketika kita menikah, sudah benar benar terjun dalam masyarakat, punya KK sendiri, KTP ganti, menjadi kepala rumah tangga, dan sudah tidak nebeng sama orang tua lagi.

Sebenarnya banyak yang lagi yang ditulis, bagian yang bikin pusing, bagian deg-degan, bagian yang bikin seneng dan galau pun juga ada.

Tolong Sampaikan Pada Ibu

$
0
0
Tolong sampaikan pada Ibu,
jangan mengkhawatirkanku
aku disini baik baik saja.

Ibu, hari ini aku ulang tahun

Tolong Sampaikan pada Ibu, aku masih makan teratur, minimal 2x sehari. kadang kalau lagi masak orak arik pindang bisa sampai nambah 3 kali, ngabisin nasi dan memecahkan banyak piring kotor.
Ibu, aku juga sudah doyan makan apa saja, bahkan sekarang doyan makan sayur sop dan sayur asem yang dulu paling aku benci tiap Ibu masak. Tapi aku tetep gak doyan krecek.

Sampaikan juga pada Ibu, Aku tak perlu diciprati air lagi untuk bangun pagi, tak perlu diingatkan lagi untuk mandi sampai dilempar gayung segala, minim 2 kali tiap pagi dan sore. Tak perlu diingatkan lagi

Ibu, Kakakku sekarang jadi istri yang tabah sepertimu, cantik sepertimu, subur juga sepertimu ibu. Iya. Memang. Adiknya ini jarang berkunjung menemui, yang terpenting dia sangat sayang aku dan selalu kangen Ibu. Dia selalu mengulang dan mengulang kata ini "met, sana ke sarean!".

Tolong sampaikan pada Ibuku, aku kangen dimarahi oleh dia, yang kebiasaan jewer telinga kanan kalau marah "BOCAH KOK NGLAYAP WAE!! SANA MANDI, SHOLAT, TERUS MAKAN!!"

Tolong sampaikan pada Ibu...

Demi kamu, Demi Keluarga, Jaga Dia

$
0
0

7 september, hari minggu dini hari sekitar pukul 00.30 waktu gunungpati setempat. aku jalan kaki sekitar 700 meter dari kampung sebelah (rumah kakak saya) menuju rumah mengambil.
langit begitu terang, udara tidak terlalu dingin, bintang pun gemerlap bergelantungan penuh canda di langit, beda sekali, berkebalikan dengan isi di sini dan di sini (nunjuk dada sama jidat).

Saat melewati pasar gunungpati, tepatnya di tempat sampah yang remang remang, ada bunyi berisik plastik yang diremas remas. nampak ada seorang kakek tua bercelana pendek, berbaju dan bertopi lusuh jongkok di bawah bak sampah sedang memilah gelas dan botol plastik air mineral. disebelah kaki kanannya juga ada pisau, sabit dan besi bengkok, mungkin itu dipakai untuk membersihkan plastik.

aku beranikan diri menghampiri, bertanya, karena itu juga jadi tanggung jawab seorang warga untuk menjaga keamanan lingkungan. seperti pada kalimat yang tertera dalam peraturan di buku jaga yang ada di pos kamling RT3/ RW3.
+"kok dereng wangsul pak?" aku ikut berjongkok mengamati sosok si kakek
 -"nggih, dereng tasih resik resik" jawabnya sedikit malas tanpa menatap mataku
+"kangge nopo pak?"
- disade (dijual)
+"asale pundi pak?"
 -"demak mas" jawabnya singkat
+"lha putrane pundi pak?"
-"nang omah, sekolah wis SMK" padahal aku tidak tanya
+"tinggal di mana pak?"
- "di sawit mas" jawabnya singkat sedikit ada ketakutan, padahal aku juga takut kalau pisaunya dihunus.


Hanya itu saja yang aku tanyakan, tidak mau disangkan menjadi ancaman. dada ini jadi tambah gemetar. aku rogoh uang yang ada di kantong celana sebelah kanan. entah ada berapa aku berikan semuanya mungkin sekitar belasan ribu. aku tarik tangannya "niki pak ada rejeki kangge keluargane", akhirnya si bapak sedikit menatapku "matur suwun mas" memegang tanganku dengan kedua telapak tangannya yang begitu kasar. lalu aku pergi pulang ke rumah yang tinggal beberapa langkah lagi.

setelah ambil obat kepala, kayu putih dan koyocabe, kunci pintu. aku lewat di tempat sampah yang tadi. ternyata si bapak sudah tidak ada, entah kemana.

sempat terpikir dan hati jadi teriris waktu itu, iya walaupun hati dan pikiranku juga sedang kalut.
Aku jadi mengutuk anak-anak yang tidak tau diri, anak yang asal minta, kalau tidak dituruti minggat, berkata kasar, mengancam, mengata-ngatai orang tua dengan kata yang  kasar dan tidak pantas. apa mereka tidak tau kalau orang tua mereka bekerja keras sampai larut malam, bahkan dini hari untuk mencukupi kebutuhan keluarga, walaupun dengan cara dan pekerjaan yang begitu kotor. semuanya itu demi keluarga. demi kamu.

kamu, iya kamu. kamu yang masih mempunyai orang tua dan keluarga yang utuh, jaga mereka.

foto ilustrasi dari sini 

BERHENTI! DILARANG BERLARI LAGI

$
0
0

Kamu, Iya Kamu! Berhenti! jangan lari lari terus dipikiran aku #eaaaa

kamu pernah dengar ada larangan untuk berlari?
Ada lho. di Negara Burundi di Benua Afrika, Ada larangan berlari sejak maret lalu. Mereka melarang warganya untuk berolahraga jogging bersama-sama di ibukota Bujumbura karena dapat digunakan sebagai alasan untuk memberontak terhadap pemerintah. Tapi kalau lari sendirian masih diperbolehkan.

Nah, kapan kamu tidak boleh berlari? dan kapan sebaiknya berhenti berlari?
1. Saat Lari tanpa tujuan
Tujuanmu apa? ngejar aku? gak usah, berhenti saja, aku sudah ada yang punya.
Gak ada tujuan? Apalagi tanpa tujuan yang jelas? lebih baik berhenti, nanti capek sendiri! nanti malah dikira orang gila lari mondar mandir gak jelas.

2. Cara lari yang salah
lari ditempat, boleh saja sih, tapi apa kamu gak bosan? capek? lari ditempat itu itu saja? lari itu maju kedepan, bukan di tempat apalagi malah mundur kebelakang dengan sebelah kaki saja.

3. Saat lari dengan rekan
larilah bersama rekan yang mampu mengimbangi larimu, bila kamu sudah mencoba melambatkan dan menyamakan langkah namun dia tetap tertiggal, berhentilah berlari. mau berlari sambil menggendong rekanmu tadi? bisa saja sih, tapi kamu bakal lelah sendiri, yang kamu gendong juga bakal sakit oleh hentakanmu.

4. memakai sepatu yang salah
Pakailah sepatu yang nyaman dan membuat jari jari kaki aman. Walaupun kamu sangat suka, warnanya bagus dan nampak matching dengan celana, namun malah membuat kakimu luka, lepaskanlah. kalau sudah tau salahnya dimana? ganti dengan sepatu yang baik atau lari tanpa alas kaki dengan langkah yang lebih hati hati.

5. Lari di tempat yang salah
aku pernah lari di Jalan TOL, iya itu salah. pikirku jalannya aman karena lebar. namun disemprit oleh penjaga tol bersepatu boot dan kacamata hitam, dihadang dan dipaksa balik arah dengan bonus gertakan, TOL bukan untuk pelari, hanya untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda berkecepatan tinggi yang mampu mencelakaimu. larilah pada jalurnya, jagan asal semaunya, tidak semua tempat bisa dipakai untuk berlari. sudah ada jatah dan aturannya masing masing. apalagi sampai menginjak injak ladang orang. menendang dagangan orang, tidak sopan juga berlari sampai menginjak kepala orang karena itu bukan tempatnya.

larilah, berlarilah bila kamu rasa itu membuatmu lebih baik, lebih sehat, aman untuk kamu dan orang disekitarmu.

Setahun Berlari, Semarang Runners PicnicRun di Gunung Ungaran

$
0
0

Selamat ulang tahun Semarang Runners.
Dalam rangka #setahunplayon dan mungkin ingin lari di tempat yang seger seger, Semarang Runners mengadakan Picnic Run di Gunung ungaran hari minggu kemarin. belasan pecinta lari ikut playon di ketinggian 2051mdpl.


Pos Mawar menjadi meeting point dan pemanasan. pukul 06.00 pagi udara masih segar melegakan pernafasan, sinar ultraviolet dari matahari yang begitu hangat bekerja mengubah kolesterol menjadi vitamin D untuk tubuh kita yang pagi itu peregangan. sedangkan sebagian banyak saudara kita yang kedinginan di bawah tenda mengubah mie instan dibantu panas api kompor untuk menjadi energi dan kenyang sementara.

PicnicRun dipecah menjadi 2 kasta, yang pertama adalah "trailrun" bagi yang berkaki gatal berlari lari dari pos mawar sampai ke puncak. Yang kedua adalah "hiking ceria" jalan santai cekakak cekikik mesra menuju puncak keceriaan. Nah kebetulan saya yang menjadi captain, jadi tukang babat alas mengawal 1 pasang bule, 3 wanita dan 2 pria lucuk.


Minggu pagi itu cuaca cerah, udara begitu segar bercampur harum khas pohon dan dedaunan gunung cukup membantu untuk aklimatisasi. Burung elang pun menyambut dengan kepakan sayap terbang berkeliling diatas kepala menambah semangat rombongan yang sebagian baru pertama kali menapakkan kaki di gunung ungaran.

Bulan agustus. Musim kemarau. rerumputan kering. setetes air dari langit pun belum membasahi bumi ungaran selama hampir 1 bulan ini. Bisa dibayangkan bagaimana kondisi tanah bukan? berdebu!. sedikit hentakan dan sapuan kaki sudah mampu membuat debu menyumbul membuat gatal hidung. rumput rumput juga banyak yang menguning dan kering. namun hal itu sepertinya tidak mengendurkan semangat kawanan #hikingceria, senyum penasaran masih terlihat walau nampak nafas tersengal dan ada yg kelelahan memegang lutut.



Minggu itu banyak juga pendaki yang mencari sunrise, jalan turun menjadi ramai padat tidak bisa lari bebas di sepanjang jalan. hanya jalan santai dan berulang kali mengantri. saat sampai di pertigaan peromasan, perkiraan saya group trailrun sudah sarapan pagi., ngemil nasi kuning bertabur abon dan suiran telur dadar di puncak 2051mdpl dan menunggu group hikingceria "kok tidak sampai sampai". akhirnya saya tantang rombongan untuk sampai ke puncak. belum afdol kan kalau tidak tuntas?. akhirnya semua rombongan sampai di puncak dengan ceria dan bekal nasi kuning #eh.


Ada pengalaman unik,
ini pengalaman saya mengawal orang hiking, yang unika adalah mengawal bule. sepasang bule dari perancis yang selama perjalanan selalu bilang "this forest is very nice" dan saya hanya membalas "yes, nice". lucunya adalah ketika si bule istirahat dengan duduk dan menekuk kakinya, posisi hampir jongkok, saya kesusahan untuk mengingatkan "hii jeff, your wife's leg. don't like that. straight her leg". maksud saya simple "sikile bojomu ojo ditekuk jeff". bhahaha saya jadi keseringan garuk garuk kepala hari itu.

dan saya pun jadi pembohong hari itu,
"how far to the top captain? I'm tired" anya, istri jeff bertanya dengan kelelahan
"hmmm...maybe 15 minutes, behind that rock" nunjuk batu pertama
"oh... okay"
padahal masih ada 3 batu besar yang harus dilalui bhahaha... "I'm sorry"

kembaran saya

Ada kejutan, saya bertemu 1 diatara 7 kembaran saya yang ada di bumi. entah sudah berapa orang yang bilang kami mirip. Hampir semua anggota semarang runners bilang kami mirip. mirip gak?

berikut ada oleh oleh berupa video untuk Ulang Tahun Semarang Runners, lumayan sudah ada ratusan yang nonton, backsound juga enak didenger :




Loenpia.net, 9 tahun

$
0
0

Selamat Ulang Tahun Loenpia.net, Telat ya?
iya telat slam! wis ganti bulan!
luweh daripada seperti tahun kemarin yang berujung di draft doang!

Tanggal 15 Oktober 2014 yang lalu, Loenpia.net bertambah usia menjadi 9 tahun, bisa dikatakan saya adalah keluarga loenpia.net generasi ke-dua, generasi yang masih aktif ngeblog behahaahaha...,

Keluarga? iya Loenpia sudah seperti rumah kedua bagi saya. walaupun saya tidak begitu aktif ketika di milis, sekarang pun saat loenpia.net lebih aktif di Whatsap saya lebih banyak diam, tapi saya selalu menyimak alur di dalamnya.

Sebenarnya dalam hati saya, kangen kopdar lagi... kadang kadang malah sakau kopdar.

Investasi? Coba Reksa Dana

$
0
0

Mendadak kepikiran soal investasi nih, saya jadi mulai sadar harus merencanakan bagaimana kalau saya tua nanti? ketika saya sudah tidak produktif lagi, bagaimana acara menyukupi kebutuhan keluarga ketika sudah tidak kuat untuk bekerja? dan kapankah waktu tersebut akan datang?.


Hitung hitungannya seperti gambar di atas, Jadi prakiraan dana yang kita butuhkan untuk menghidupi masa pensiun kita adalah 300 x biaya hidup per bulan kita. sudah kebayang berapa nilainya? hmmmm #Mikir

hmmm saya jadi berpikir, kenapa saya baru sadar sekarang?, kenapa tidak dari sepuluh tahun yang lalu, ketika saya masih rajin rajinnya bekerja?. Tapi belum terlambat juga kan? selama ada niat dan ada langkah awal pasti bisa, apa langkah awal itu?

INSYAF, sebelum terlambat
Kita harus sadar, sadar diri sedini mungkin bahwa kita itu tak selamanya produktif, kebutuhan hari tua segitu besarnya (300 x biaya hidup sebulan) yang dihitung di atas tadi, sedangkan kebutuhan semakin meningkat, harga harga semakin mahal, biaya kehidupan pastinya juga ikut meningkat. apa nanti kita bisa mencukupi sendiri? Tentu kita tidak ingin menyusahkan anak kita bukan? Jadi mulailah INSYAF sedini mungkin, mulai sekarang.

jurus irit

IRIT, bukan berarti pelit

Lapar atau cuma ingin jajan?
Fungsional atau cuma gengsi butuh tetangga punya gadget terbaru?
Butuh beneran apa cuma kepengen?

Apalagi yang suka nge-mall? (lirik istri) mendadak laper mata? terus kepingin? terus dibeli padahal tidak butuh? di rumah sudah ada selusin dan jarang dipakai! BOROS! Kita harus punya mindset "belanja harus lebih kecil daripada penghasilan".

Sebenarnya hidup hemat bisa diterapkan dalam kebiasaan sehari hari dan yakinlah itu tidak menyiksa. seperti buat daftar belanja supaya tidak membeli barang yang tidak perlu, kurangi jajan di luar dengan sarapan di rumah kecuali ada traktiran dan kondangan bhehehe.Dan yang paling penting? jangan lupa MENABUNG dahulu baru sisanya dibelanjakan, karena kalau dibelanjakan dulu belum tentu ada sisanya buat ditabung? ya kan? ya tho?

mulailah dari kebiasaan dan  hal-hal kecil, ingat! "Beware of little expenses. A small leak can sink a great ship"


INVEST, investasi
Setelah mampu Insyaf dan Irit, kini saatnya berinvestasi.
Ada beberapa cara berinvestasi, Tujuan Investasi berbeda maka rencana pun pasti beda seperti investasi untuk kesehatan, pendidikan, liburan atau pensiunan. Caranya pun berbeda seperti investasi deposito, emas, properti, saham, obligasi, reksadana dll.

Salah satu pilihan Investasi yang baru saya ketahui adalah dengan Manulife Reksadana.
Mengapa Manulife reksadana?
1. Reksadana ini modalnya terjangkau, investasi minimal Rp 100 ribu sudah dapat bermacam instrumen investasi,
2. Mudah, Reksa dana dikelola oleh Manajer Investasi, sehingga investor tidak perlu menghabiskan waktu dan menggali pengetahuan untuk memantau investasinya sendiri.
3. PENGELOLAAN AMAN, Reksa dana dikelola oleh Manajer Investasi dan diadministrasikan oleh Bank Kustodian. Keduanya memiliki ijin dan dimonitor oleh OJK.
4. BEBAS PAJAK, Imbal hasil reksa dana tidak dipotong pajak.
5. ANTI LUPA, takut lupa? Manulife Reksa Dana ada fasilitas debet otomatis

Perlu diingat, setiap Investasi pasti memiliki risiko, ada kelebihan dan kekurangannya. Jujur saya belum begitu expert tentang Manulife Reksa Dana, Ada baiknya Pahami dan tanyakan kepada pihak terkait jika anda masih ragu.

Jadi, kapan kita investasi? itu pilihan Anda sendiri. Namun perlu diingat, Semakin cepat kita mulai berinvestasi, semakin panjang waktu yang tersedia sebelum dana diperlukan untuk realisasi. Dengan begitu, semakin ringan juga investasi bulanan yang perlu disisihkan dari penghasilan.

Nahhh.. Investasi apa yaaaa?,


coba kontak Manulife supaya lebih jelas :
Call Center: (021) 2555 22 55
Email : MAMI_customer_id@manulifeam.com
Website : www.reksadana-manulife.com
Twitter : @manulifeRD

Mantera di Hari terakhir

$
0
0
Pagi ini aku bangun pagi seperti biasanya karena mendengar adzan subuh, lalu aku menoleh dan menatap istriku yang tertidur pulas di sampingku. nampaknya dia kedinginan, mungkin karena kipas angin yang nonstop berputar semalaman. "biarlah, semoga dia tidak mengeluh pegal dan capek lagi tiap bangun tidur nantinya".
Tak seperti biasanya, setelah sholat subuh di kamar tengah, aku menatap cermin di kamar tengah cukup lama. aku melihat bayanganku sendiri. lalu bertanya "jika hari ini hari terakhirmu di dunia, apa yang akan kamu lakukan?". Aku akan tersenyum lalu kucium istriku, kemudian menyapa semua orang yang aku temui dan memberikan seyuman.

sayang sekali, tidak semuanya mendapatkan senyuman, padahal selisih beberapa jam saja. yah... apalah... sudah aku lakukan apa yang bisa aku lakukan. aku bukan superhero yang mampu menyelamatkan seluruh umat manusia.

besok, akan aku tanya lagi bayangan dalam cermin itu"apa yang akan kamu lakukan, Jika hari ini adalah hari terkahirmu di dunia?" semoga mantera itu berhasil.

Saya, tidak lari lagi dengan endomodo

$
0
0
Endomondo memang sangat menunjang untuk olahraga lari yang kini menjadi trend. Aplikasi lari ini bisa mencatat jarak, waktu, kecepatan, kalori yang terbakar, map jalur yang kita lewati. selain GRATIS dan yang penting ada suara seksi wanita yang tak kenal lelah ngingetin waktu, jarak dan kecepatan tiap 1 kilometernya, lebih perhatian dari pacar #eaaa

saya juga pakai Endomondo, tapi timbul masalah Masalah.
Coba kamu bayangin?
kamu lari lari ganteng di jalan umum, memakai "arm band" warna hitam melingkar di lengan dengan ukuran panjang 18cm, lebar 9cm dan tebal 2 cm, lalu diisi dengan Android layar 5.5in.
rasanya pasti gondal gandul, melorot terus dan baru 5km lengan sudah pegal.

Masalahnya apa?

Iya, jadi masalah karena saya ganti handphone HTC dengan Redmi Note. Dulu saya biasa pakai android layar 4inci untuk berlari, saya rasa itu ukuran maximum yang masih nyaman ketika dibawa lari. itu juga sudah merasa pegal dan kurang nyaman. Nah bagaimana kalau pakai hape dengan layar 5.5inchi?
sudah berasa seperti nggembol hardisk external aja tuh.

Banyak yang bertanya kepada saya, "mas kok gak pernah lari lagi? jarang kelihatan di Endomondonya?" Iya soalnya kurang nyaman nenteng redmi note di lengan saat berlari. sebenarnya sih belum beli armband yang muat untuk Redmi note. jadi gak pakai Endomondo lagi. #alesyan #alibi #padahalgakpernahlarilagi #biarin.



Saya tidak lagi memakai endomondo karena hapenya kegedean. Saya lagi pengen Garmin yang bentuknya jam tangan seperti foto di atas, lebih nyaman untuk lari. Tapi nunggu ada yang beliin. pasti jadi lebih rajin lari, larinya lebih kenceng dan menambah level kegantengan hahaha

Ayo mlayu

Senja di Waduk Jatibarang

$
0
0

Senja setelah hujan, seorang pria masih asyik mengayunkan jorangnya di tepian waduk Jatibarang Gunungpati Semarang. Embernya sudah terisi seperempat ikan wader, kotes, nila berukuran kecil dan sedang. "ket awan mas" imbuhnya ketika saya melihat isi ember bekas cat.

Akhirnya cuaca cerah juga setelah seharian langit digelayuti mendung dan hujan begitu deras. Istri dari minggu kemarin sudah merengek ngajak jalan jalan melihat langit senja di waduk Jatibarang. Hmmm okelah, sepertinya syahdu juga kalau ditemani cemilan dan sebotol kenangan. Meluncurlah kita ke desa kandri.

Meleset dari prediksi, gerbang waduk jatibarang dihadang satpam dan kita tidak boleh masuk karena masih perbaikan. terpaksa kami berbelok arah ke goa kreo.

"wow ramainya" saya kaget, Goa kreo kok jadi ramai begini?, parkiran  membludak sampai ke rumah rumah warga, sudah jauh berbeda ketika terakhir kami ke sana bulan puasa kemarin. saya pikir ada konser dangdut atau hiburan apa kok ramai begini? ternyata tidak ada apa apa, cuma ratusan turis lokal yang berbondong bondong mencari hiburan di tempat wisata yang lagi ngehits.

Tiket masuk dan parkir pun mubazir setelah beberapa langkah dari tempat motor distandarkan. Istri mendadak paranoid melihat gerombolan monyet. dia pernah punya pengalaman mendebarkan dengan monyet monyet, dia pernah dipameri senyum lebar dan taring gigi kuning si monyet. yasudalah pulang angkat kaki.


Perubahan rencana.
Kembali ke destinasi awal dengan jalur yang berbeda, saya mencari jalan lain supaya istri tidak kecewa, daripada endingnya cemberut semalaman dan masakan mendadak jadi asin semua?. akhirnya saya ikuti jalan setapak bekas proyek, terlihat beberapa pemancing ikan yang hendak pulang di sana .

Alhamdulilah, lumayanlah bisa menikmati Senja di waduk Jatibarang dari jauh dengan tiupan angin sepoi sepoi sore yang dingin. cukup berhasil membuat senyumnya melengkung. hmmm.... asyik juga suasananya sambil cemal cemil mengunyah roti sus kering isi bluberry sembari menunggu bias sinar orannye matahari yang dari siang malu malu sembunyi dibalik awan.

Senja Indah kah? hahaha tergantung dari sudut mana dan cara kita untuk menikmatinya. ada yang menikmatinya dengan mancing, ada yang main air di tepian, ada yan foto foto selfie, ada yang mojok, ada juga yang termenung menenggak botol kenangan.



Lari atau Narsis? HAH!

$
0
0
Ijo Ijo, lari di sawah
Sekarang ini, Lari dan narsis sepertinya sudah tidak bisa dipisahkan, iya gak? iya aja dah!
saya sendiri mengakuinya, saya kalau lari selain olahraga membakar kalori, kadang juga bawa handphone untuk memotret, murni karena suka dengan fotografi terutama streetphotography, humaninterest dan landscape.

menurut saya, berlari itu termasuk kegiatan yang menarik. cek saja Instagram saya @slamsr, banyak foto pelari berkeliaran, dan kebanyakan foto yang saya upload adalah hasil sepanjang lelarian.

Jadi tergelitik ketika teman saya ikut #FloweRun di magelang. dia sepertinya menyesal, aku salah tempat, "ini playon alay, parade tongsis". ini bukan lari, isinya jalan santai dengan tongsis. Sepertinya kamu cocoknya di gunung mas bhahaha.

"splash color for clubber not for runner" cerita di acara lari yang lain, ketika sebuah kegiatan lari malam hari dikombinasikan dengan semprotan cat warna ultraviolet dan diiringi dentuman musik setengah lusin DJ nasional. lain kali, Sepertinya harus diberikan peringatan "Acara khusus untuk clubber, bukan untuk pelari beneran".

Tak apalah saya juga narsis, semoga masih dalam porsinya, tujuan dan tempatnya masing masing.
Anggaplah itu bonus, karena lari itu lelah, capek, berkeringat, sakit, pokoknya tidak enak.
JADI, semangat lari jangan sampai kendor.

Gunung Telomoyo

Jalan Gunungpati, di kampung saya

Menyusuri 34 km Rawa Pening

Jl. Pramuka, Ungaran

lari Horor di Bukit Siwakul, Ungaran

Rel Kereta Api, Tuntang

Bukit Cinta, Banyubiru

Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur,

Jembatan Romantis, curug lawe

Hutan Cemara, Gunung Ungaran

Pantai Ngebom, Kaliwungu

FMIPA UNNES, Gunungpati

Suasana Alam di Hotel-hotel Semarang

$
0
0
Kota kelahiran saya ini bisa dibilang berkembang pesat, Semarang memiliki Bandara Ahmad Yani dan Pelabuhan Tanjung Mas yang terkenal sibuknya. Kota yang merupakan ibu kota sekaligus pintu gerbang Provinsi Jawa Tengah ini juga menjadi incaran para wisatawan menghabiskan waktu libur, sekadar mencicipi lumpia khas semarang atau mengunjungi kawasan wisata sejarah seperti Lawang Sewu dan Kota Lama yang tersohor.

Sebagai salah satu kota besar di Indonesia, Semarang memiliki banyak jasa properti yang berkembang pesat, termasuk hotel. Berbagai jenis penginapan tersedia di Semarang, mulai dari yang bintang lima hingga hotel melati. Kebanyakan dari hotel-hotel tersebut berada di pusat kota sehingga memudahkan Anda mengakses objek-objek wisata pilihan.

Nah, kendala penginapan di pusat kota itu padat dan ramai, kurang cocok bagi  turis yang ingin mencari ketenangan, suasana asri dan sejuknya alam yang hijau menentramkan hati serta pikiran.

Sebenarnya tidak sulit kok, untuk menemukan penginapan bernuansa alam yang menyejukkan, namun tetap dekat dengan berbagai lokasi wisata. Salah satu cara dapat bermalam di hotel-hotel yang mengusung konsep natural tersebut adalah bisa mencarinya di agen-agen travel online. Anda bisa beli voucher hotel Semarang di layanan OTA seperti Traveloka, Tiket.com, Nusatrip atau Pegipegi sebagai alternatif pilihannya.

Saya sebagai warga asli Semarang yang gemar melancong dan playon, saya merasa wajib hukumnya untuk memberi bocoran hotel mana yang hijau, asri dan memberikan ketenangan hati namun masih dekat dengan kota.

1. Djajanti Hotel
Berada di Jalan Semeru 4B, Djajanti Hotel adalah salah satu penginapan di Semarang berkonsep natural yang menenangkan hati para tamunya. Hotel berbintang dua ini didominasi dinding kayu pada tiap ruangannya. Hal tersebut tentu memberi kesan hangat di tengah dinginnya malam di Semarang.

Gemericik air dari pancuran yang ada di hotel ini juga sangat cocok untuk menyegarkan pikiran. Anda bisa duduk bersantai di teras hotel atau berjalan-jalan di taman yang ada dalam kompleks hotel. Menyatu dengan alam adalah frasa yang tepat untuk menggambarkan betapa akrabnya hotel ini dengan konsep naturalnya.

Lokasinya deket kok, hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari objek wisata Lawang Sewu, transportasinya pun mudah, Kuil Sam Poo Kong pun dapat ditempuh dengan berkendara sekitar 10 menitan.

Mulai dari Rp 200.000-an, Anda sudah dapat bermalam di Djajanti Hotel. Sarapan gratis pun siap menemani pagi Anda, bisa di dalam kamar ataupun menikmatinya di teras sambil melihat pemandangan fajar yang tampak di taman hotel.

2. Balemong Resort
Rumah-rumah bergaya joglo akan tampak begitu Anda memasuki kompleks hotel ini. Terletak di Jalan Pattimura IB, Kebetulan letaknya dekat dengan rumah saya, saya melewatinya setiap berangkat dan pulang kerja. Balemong Resort merupakan salah satu hotel bintang empat yang menawarkan konsep keasrian kepada para tamunya.

Setiap kamar yang ada di Balemong Resort memiliki balkon pribadi yang memungkinkan Anda melihat matahari terbit dari kamar hotel. Pemandangan taman kompleks hotel yang asri akan memberi ketenangan tersendiri pada awal hari Anda. Setiap kamar pun dilengkapi dengan fasilitas televisi LCD dan akses internet gratis yang menunjang hiburan Anda selama di ruang tidur.

Tiap pagi anda mendapatkan bonus berupa cantiknya pemandangan gunung ungaran sambil bermandikan hangatnya matahari, pucuk gunung ungaran 2010mdpl pun bisa terlihat dari sini. Di seberangnya masih ada bukit siwakul yang syahdu bila berkolaborasi dengan halimun tipis di pagi hari. *mbayangke

Mulai dengan bujet Rp 600.000, Anda sudah dapat bermalam di hotel yang memiliki kolam renang dan area bermain bagi anak-anak ini. Berbagai lokasi wisata menarik pun, seperti Simpang Lima dan Masjid Agung, dapat dengan mudah digapai dari Balemong Resort. Anda bisa memanfaatkan jasa tur untuk semakin mempermudah acara jalan-jalan Anda.

3. Hills Joglo Villa
Berada di Ungaran, tepatnya di Desa Keji RT 6 RW 1, Masih satu jalur dan dekat dengan rumah saya, Hills Joglo Villa benar-benar menyajikan suasana alam yang memikat hati para tamunya. Dinding-dinding hotel ini merupakan perpaduan bangunan bata dan kayu, memberi kesan natural dan hangat. Perabot-perabot kayu pun semakin mendukung suasana yang kembali ke alam tersebut.

Hill Joglo Villa menawarkan harga yang kompetitif untuk para tamu bermalam. Cukup dengan Rp 500.000-an, Anda sudah dapat menginap di lokasi yang dikelilingi sawah dah taman ini. Biaya tersebut sudah termasuk sarapan gratis. Pemutar DVD dan penyejuk udara pun tersedia dalam tiap ruang tidur di penginapan ini.

Meskipun sangat mengusung konsep natural, Hill Joglo Villa nyatanya mampu menghadirkan pula berbagai fasilitas rekreasi penunjang dalam kompleks hotelnya. Kolam renang dan pusat kebugaran dapat Anda pakai sesuka hati. Layanan pijat pun tersedia untuk memulihkan kebugaran tubuh Anda setelah lelah berpelesiran di pusat kota Semarang.

Nah, semua penginapannya deket-deket dengan rumah saya, semuanya bergaya alami dan hijau, transportasinya gampang dan pastinya cocok bagi turis yang mencari kesejukan dan ketentraman hati namun tidak begitu jauh dari pusat kota semarang.





Curug Lawe Banjir Tempat Sampah

$
0
0
Searching kata "curug lawe" di blog sendiri kok ya sudah ada 4 judul, produktif banget ya saya?.
Betul!. seperti yang sudah saya tulis sebelumnya, walau tempatnya sama, tapi setiap dateng ke curug lawe ceritanya bakal selalu berbeda, kalau dulu pernah playon sambil lompat lompat hampir kepleset, sampe sepatu yang jebol, jalan kaki di bawah kucuran air hujan dari gunungpati, sekarang cukup  jalan timik timik saja.

Curug lawe yang dulu saya puja puja, kini jadi semakin ramai setelah didatangi Nadine Candrawinata di acara TV "my trip my adventure. Ikutan seneng karena makin dikenal, tapi juga bercampur sedih. Video dan foto yang dulu saya upload nangkring di page 1 google, sekarang sudah tergusur bhahaha. *sampluk monitor*.

Oke, kali ini Goalnya foto foto dan bikin video saja. jangan lupa diklik ya
ada 3 part, karena laptop gak kuat buat ngerender kalau terlalu panjang, ngehang muluk.
Terima kasih buat model yang sudah ikhlas basah basahan. janga lupa klik LIKE ya hehehe







Oiya, perlu di koreksi
saya berhasil mengumpulka 1 kresek besar sampah, berisi sampah plastik botol dan bungkus makanan yang berserakan, padahal banyak sekali tempat sampah yang disediakan. #duhdek

Menurut saya, ada tempat sampah malah kurang baik.
Pertama, merusak pemandangan
Kedua, seharusnya budayakan jangan nyampah, bukan buanglah sampah di tempat wisata..
seakan-akan himbauan "Bawa pulang sampah anda" tidak dihiraukan.

So buat semua pengunjung, jangan nyampah, bawa pulang sampahmu.



Viewing all 185 articles
Browse latest View live