Quantcast
Channel: Slamet Riyadi
Viewing all 185 articles
Browse latest View live

Film 3 Idiots dan saya ketika SMP

$
0
0

"3 idiots"mengisahkan 2 orang jenius yang mencari jejak 1 orang super jenius yang sudah lama terpisah. sepertinya film ini sudah diputar berulang kali di televisi nasional. Saya bisa dibilang "telat" menonton film ini andai saja tidak dikasi DVD sama mantan, terus diajak nonton bareng berdua di akhir pekan #eh.

Apa hubungannya dengan saya? 
Jadi dulu saat masih SMP, saya diberi julukan "mafia matematika" karena mendapat rekor tertinggi  di kelas selama 2 tahun, di kelas 1 dan kelas 2. Saya mudah mempelajari matematika karena suka dengan metode mengajarnya. Materi yang paling saya kuasai adalah phytagoras, tapi ya itu cuma matematika saja, pelajaran yang lainnya biasa saja.

Saya juga suka fisika, menghitung kecepatan, mengubah satuan dan ukuran komponen listrik. Sampai puncaknya adalah ketika kelas 3. Kegemaran saya mengutak-atik rumus dan soal konversi runtuh karena diajarkan oleh guru yang killer, tempramen, ucapannya pedas dan berkumis tipis. Sumpah saya jadi malas belajar fisika lagi.

Pernah saya mencoba mengerjakan tugas dengan cara yang berbeda, dan pastinya lebih mudah bagi saya. saya mengutak-atik rumus sendiri, dan dapat mengerjakan dengan hasil yang sama dua kali lebih cepat. PLAKKK!! sang guru malah memarahi saya, katanya rumus saya salah dan menyuruh membuat ulang diluar kelas, sejak itu saya benci dengan fisika. Kemudian saya banting stir jadi atlet basket bhahaha.

Oke oke, balik ke "3 idiots", pokoknya film yang dibintangi Aamir Khan dan Karina kapor ini menjadi salah satu film india terbaik yang menginspirasi saya. ceritanya menarik, tonton sendiri deh! AAL IZZ WELLL...

Malam Awarding Semarang Blogger Festival

$
0
0


Selasa 2 Mei 2013 menjadi malam bersejarah bagi para blogger seantero semarang, Indonesia dan bisa jadi sedunia karena baru kali ini ada kompetisi, sebuah liga khusus untuk para blogger layaknya perhelatan kompetisi sepakbola. Semarang Blogger Festival yang digagas oleh DotSemarang ini adalah malam apresiasi bagi para blogger yang sudah berkompetisi dengan konsisten melukis keindahan Indonesia di dunia maya melalui media blog.


Selain penghargaan untuk kategori blogger pria dan wanita terfavorit, karena ertepatan dengan hari jadi kota Semarang yang ke 466, diberikan juga penghargaan yang berkaitan dengan semarang. Ada 3 kategori penghargaan, penghargaan pertama sebagai komunitas terfavorit di semarang disematkan kepada Loenpia.net (komunitas blogger semarang) yang sudah eksis sejak 7 tahun silam. Internet Club menjadi Komunitas kampus terfavorit dan @wisatasemarang sebagai akun kota terfavorit di semarang.

Acara sudah dibuka sejak pukul 13.00 siang, dimeriahkan berbagai pertunjukan dan both bagi komunitas untuk saling kenal dan memperkenalkan komunitasnya. Sebagai malam puncaknya dimeriahkan dengan pertunjukan tari, shuffle dance, dan Theater Gema dari IKIP PGRI.

"Semarang Blogger Festival adalah wadah bagi para blogger supaya tetap konsisten menulis" ujar Ismi selaku penanggung jawab acara. Salut kepada pemuda-pemudi dan beragam komunitas di semarang yang dengan kreatif dan positif mengangkat nama Semarang.

Lari Berjamaah, bersama INDORUNNERS SEMARANG

$
0
0


Untuk pertama kalinya saya lari berjamaah, ramai ramai berlari bersama komunitas pecinta lari, namanya @indorunners. Tidak ada keterangan detail tentang komunitas ini, yang saya tau Indorunners adalah komunitas pecinta lari di semarang dan mempunyai anggota di setiap kota.

Saya mulai bergabung pertengahan bulan maret di group facebook, setelah direkomenasi oleh juragan genjer salatiga untuk bergabung daripada galau bersolo karir, lari keliling kampung sendirian seperti orang stress.

IRsemarang (singkatnya) mempunyai agenda rutin berlari setiap hari rabu malam. Mengitari pusat kota dengan start di pandanaran, namun saya rasa kok jauh sekali dari tempat tidur saya ya?, dan waktunya pun malam pula bhahaha #alesan. Khaleed dan Imam Santosa adalah dua anggota yang aktif mondar mandir di timeline dan menjadi motor di indorunners semarang.


Saya bertatap muka pertama kali dengan komunitas ini dalam acara "food fest and yardsale Semarang International School" di Jangli semarang,  Indorunners mengawali acara dengan berlari berjamaah mengelilingi wahana wisata air terbesar di semarang sejauh 6 kilometer, kondisi jalan berupa turunan beraspal dan tanjakan berupa krikil bekas jalan belum jadi. Alhamdulilah dapat souvenir jadi yang tercepat, padahal masih bengek, hidung meler dan baru sembuh dari demam.



Yang ikut gabung di indorunners tidak semuanya pelari expert kok, (kemarin itu) ada yang masih beginer kelelahan lesehan di pinggir jalan, ada juga newbie yang lari masih pakai jaket denim, dan ada juga yang niat banget buat lari, bahkan sampai jauh jauh bawa keluarganya dari cepu ke semarang hanya untuk berlari bersama. Buat cowok jomblo tenang saja, bisa tebar #modus kok, karena 30% anggotanya ada spesies wanita.

Gabung di @indorunners region semarang tidak hanya mendapat teman baru yang guyub lho, tetapi bisa tukar pengalaman dan tentunya ilmu tentang lari, siapa tau ketemu jodohnya saat berlari. #marilari

QUOTES #1

$
0
0

I can accept failure, but I can't accept not trying ~ Michael Jordan

Street Photography - Run Photography

$
0
0
Sebelumnya aku mau tanya, foto di bawah ini termasuk street photography gak?

KARTINI RUNNING DAY!
Lalu apa pengertian Street photography?

Menurut @hyudee, seorang fotografer asal temanggung yang jenggotnya mirip vokalis andra and the backbone ini suka memotret model model cantik, dengan kamera andalan yang kekurangan cermin (mirror less) mengatakan:
"streetphotography adalah mendokumentasikan kejadian2 di jalanan tanpa ada rekayasa dan apa adanya" singkatnya dari percakapan di twitter.

Red between two lovers
Foto dari hyudee diatas menurut saya unik, apa yang unik dalam foto itu? coba lihat alas kaki yang dipakai oleh pria dan wanita itu. Moment seperti ini jarang sekali dijumpai, dan sepertinya jenggot itu berpengaruh dengan keberuntungan dan hasil foto.

Dhave Dhanang, seorang dosen, fotografer biologi, spesialis landscape, dengan keunikan foto melengkung :
luas sekali... yg pasti saat saya berjalan dan motret obyek di tempat yg saya lewati itu termasuk streetphotograph... biasanya obyeknya apa yg ada disepanjang jalan.. rel..tol..gang..moll..pasar...dll. intinya anda berjalan smbil motret.

SLAMET SEDJATI, emang bikin bangga!
Foto di atas ditujukan kepada saya, karena orang yang sedang berlari itu adalah saya, bahkan saya tidak menyadari sedang difoto. Dengan jelinya Dhave menangkap situasi lingkungan sekitar, ya betul! seorang fotografer jalanan memang dituntunt untuk mempunyai mata yang jeli dan "jelalatan".

Bocoran dari wikipedia :
is a genre of photography that features subjects in candid situations within public places and does not necessitate the presence of a street or even the urban environment.

Nah kalau menurut saya sendiri, spesies manusia yang gemar basket dan kadang jadi pelari kambuhan :
Street Photography saya artikan seni fotografi tentang apa saja kita temui di jalan atau dalam perjalanan.

Untuk menilai sebuah street photography tidaklah mutlak, kembali kepada selera dan sudut pandang penikmatnya. Namun setelah saya googling foto dan pengertiannya, saya menyimpulkan bahwa street photography yang bagus adalah foto yang mampu menyampaikan pesan (berbicara) kepada siapa yang melihat tanpa menambahkan terlalu banyak keterangan dibawahnya.

sebenarnya saya masih punya banyak petanyaan, seperti kenapa foto black and white mendominasi street photography, tips foto di jalan, bagaimana mampu mendapatkan atmosifir, suasana, dan ekspresi, dan lain lain. semoga ada yang menjawab di kolom komentar :

Berikut beberapa foto jalanan saat saya lari atau jalan jalan yang terekam dari mata 5 megapecel, kamera HTC desire, silakan dikategorikan sebagai street photography atau tidak, bila tertarik dan ingin melihat lebih banyak bisa mampir ke Instagram saya  :

"kokk kok petok" artinya selamat pagi nda!
Ketika kita masih kecil, bahagia itu sederhana "berkubang"
Berlari di bibir pantai itu asyik
STOP! ada yang mau lewat

AWAS! dengkul bengkok!

Salam jepret dan tetap jelalatan.
@slamsr

KOTALAMA, Loenpia keep Semarang Heritage

$
0
0

Memangnya ada apa dengan Kotalama Semarang? "ada cinta #eaaa"
Sebuah pertanyaan dari teman saya yang ikut serta dalam acara Loenpia dot Net Komunitas Blogger Semarang dengan tema "Keep Semarang Heritage". Sebuah acara melestarikan dan memberikan pengetahuan tentang sejarah kota lama pada 9 Juni hari minggu kemarin.

ADA YANG TIDAK TAU?
Masih banyak yang belum tau tentang kota lama, yang mereka tahu hanya gereja blenduk dan bangunan arsitektur gaya belanda yang eksotis bila dijadikan foto pre wedding. Maka dari itu Pak Sukawi, ST, MT Dosen Arsitektur UNDIP memberikan pengetahuan tentang kondisi Semarang jaman dahulu, sekarang, dan prediksi 25 tahun ke depan, pokoknya banyak foto berhamburan yang membuat kita bertanya tanya.

Acara dilanjut dengan tour berkeliling kota lama, mulai dari gereja blenduk, taman garuda, dan polder tawang sebagai check point. Acara semakin meriah dengan bumbu lomba Foto mobile, treasure hunt, dan lomba tweet dengan materi tentang kota lama, kemudian dishare ke twitter, facebook dan sosial media yang lain.


Tujuan diadakannya acara ini adalah untuk mengedukasi onliner semarang pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk bisa mendayagunakan dan menghidupkan kota lama serta menjaganya sebagai warisan cagar budaya yang harus di lindungi. Harapannya, masyarakat mendapatkan edukasi yang tepat terhadap kelangsungan eksistensi kota lama sebagai cagar budaya. Dengan mendapat edukasi ini diharapkan masyarakat turut serta menjaga kelestarian dan kelangsungan kota lama. Kalau bisa masyarakat bisa mendapatkan manfaat secara ekonomis. Misal memberdayakan kota lama sebagai paket wisata. Curhat Danindra ~ koordinator Acara yang flamboyan.

Berikut video yang saya ambil dengan keterbatasan waktu dan media, langsung potong dan tempel.



Lalu ada apa lagi di Loenpia Keep Semarang Heritage? yang pasti ada yang cemburu dan bertebaran modus.

Passion of Running

$
0
0


3 minggu ini saya lewati tanpa ngesot di aspal atau bikin jejak kaki di rute trail, sol sepatu basket pun jadi lebih awet karena sepatu nganggur 4 minggu di rak. Selain karena agenda jalan jalan, event komunitas Loenpia di semarang, undangan nikahan pun membludak, nah itulah alasan mengapa saya tidak sempat lari pagi (alibi).

Nah pas ada waktu buat lari (hari minggu/libur) pasti ada ada saja halangannya, cuaca ngajak ribut lah, langit semarang mendadak mendung lah, hujan rontok dari langit lah, dan kadang matahari cuma bisa bersembunyi di balik tirai kapuk abu-abu. Berhubung persendian dan otot kaki sudah gatel, ya saya tetap berangkat lari walau gerimis, aspal becek dan udara dingin menghalangi, saya tetap lari.




"yuk basket yuk, tapi aku lari dulu ya" ajakan saya lewat SMS saat yang lain masih bepelukan dengan guling, tarik ulur dengan selimut atau asik melototi televisi. Dan ada saja jawabannya seperti ini ; becek mas, mendung ik, gak ada temannya. atau malah ada yang balik nanya, di lapangan ada yang main gak?, sudah pada main mas? ada siapa saja mas? ada ceweknya gak?. UP TO YOU, saya tetap berlari.

Lari Pagi atau Malam hari?
Beberapa teman mengajak untuk lari di malam hari di  tengah kota karena faktor keterbatasan waktu yang bentrokan dengan jam kerja, namun saya lebih memilih lari di pagi hari, karena kalau malam hari saya khawatir digebuki dan diteriaki rampok, wahihihi rampok kok keren dan kece gini (rapiin poni). Lari pagi hari pastinya lebih disarankan, sehat dan asyik karena bermandikan hangat cahaya dan udara lebih segar.

Passion of running
Nah, yang namanya passion berlari kita diuji ketika tidak ada kawan atau lawan, cuaca buruk, kemalasan dan waktu, namun kalau sudah menjadi passion, kebutuhan, apalagi lifestyle, kita pasti akan menyempatkan diri untuk berlari, ada kemauan untuk bangun lebih pagi, kencangkan tali sepatu, mulai mengejar matahari dan menambah kecepatan.



Sebenarnya laki laki itu tidak takut hujan, cuma gak mau basah. wahihihi kalau cuma gerimis, terjang saja lah. Jadi apa passion kamu?

Tebak Harga Rumah 123

$
0
0
"selamat datang di istana saya" seperti itulah kira kira sambutan saya kalau ada teman yang berkunjung walaupun bentuknya jauh dari kesan istana, bahkan lebih pantas disebut kost kostan. bhehehe yang penting rumah sendiri.

Siapa sih yang gak mau punya rumah bak istana dan  GRATIS?
Nah kebetulan ada lomba Tebak harga rumah nih, yang menang bakal dapat rumah beserta isinya. caranya mudah kok, cukup tonton video berikut dan ikuti petunjuknya, Siapa anda tau beruntung.

Jual rumah anda dan menang lewat peraduan Tebak & Menang Rumah Gratis123.



Waduk Bade - Wisata Air Klego Boyolali

$
0
0

Minggu kemarin saya sedang absen lari di gunung dan basket, saya lagi ada hajat ke Karanggede. Ada apa di sana? saya berkunjung ke sebuah situ/waduk bernama Waduk Bade, Klego Boyolali yang konon kabaranya adalah tempat nongkrong anak anak muda Karanggede.

Pagi pukul 07:00 saya sampai di TKP, matahari muncul dari sisi timur tepat di atas permukaan air waduk. Pagi itu udaranya masih sejuk sesejuk hatiku karena ditemani kekasih, belum banyak polusi, kalaupun ada polusi juga bakal hilang tersamarkan harum parfumnya, #eaaaa sudah sudah!. Ketika senja tiba, matahari pun tenggelam di sisi barat dengan sempurna, cocok bagi pasangan yang suka dengan temaram matahari yang pulang ke paraduan.



Waduk yang  terletak di jalan antara Simo dan Karanggede ini sudah banyak aktifitas pagi itu. Saya lihat ada beberapa petani yang mulai panen di sawah, ada bapak di atas perahu getek yang menyebar jala di tengah waduk. Waduk dengan luas sekitar 97 hektare ini juga berpotensi wisata seperti pemancingan, olahraga bersepeda, tracknya juga nyaman untuk berlari dan berjalan jalan mengelilingi waduk. Namun kemarin ada plang bertuliskan "DILARANG MANDI DAN BERENANG DI WADUK" di pintu irigasi, jadi saya urung untuk nyelup di waduk.


Diatas ada video singkat bagaimana suasana di sekeliling waduk. Kadang ketika terjadi kemarau panjang waduk ini pernah kekeringan, sampai tanah dan lumpur di dasarnya pun pecah pecah. Jadi supaya tidak kecewa, sebaiknya datang ke sini ketika musim hujan, atau saat air masih banyak.



Jaraknya deket kok dari Salatiga, sekitar 23 kilometer saja, atau misalnya dari Boyolali ya kisaran 30 kilometer. Bagi yang belum tau lokasinya Waduk Bade dan ingin jalan jalan ke sini, di atas saya kasih peta dan rutenya dari Salatiga, kalau nyasar tanya warga saja, karena sinyal seluler rada tidak bersahabat di sini.

Track Lari Alternetif dari Asmara Ungaran

$
0
0


"mas, track lari di ungaran yang paling enak di mana ya selain di lapangan asmara?" tanya mbak salon yang sekarang rajin lari setelah saya pameri foto foto lari di ungaran. Pertanyaan yang gampang gampang susah, pertanyaanya seperti "tahu bakso yang enak selain bu pudji?"

Lalu saya balik tanya "nah biasanya lari di mana?" "di lapangan asmara mas, yang banyak temennya" nah susah tuh, karena lapangan lari di ungaran yang cocok  buat dia sangat jarang. Sebenarnya track lari bisa di mana saja, tergantung jarak jangkau dan medan yang ingin dilalui, aspal, krikil, kebon, datar, menurun atau menanjak, Tapi paling mudah dan ramai pelari memang di tengah kota seperti di bundaran alun alun mini asmara.

Tapi kadang kita bosan, pengen yang lebih segar dan menantang, nah ini ada track yang tidak jauh dari lapangan asmara, cuma 6 kilometer saja. Dari lapangan asmara kita lurus ke arah timur melewati aspal gerbang tol Ungaran sejauh 2 kilometer. Dilanjutkan aspal menanjak sejauh 3kilo ke desa Kalongan. Sebelum Kecamatan ungaran timur, belok kiri masuk melewati jalan setapak, ladang dan bukit sejauh 400 meteran. Berikut video pemandangannya dan rute yang dilalui.





Kalau pengen coba track lari alternatif yang menantang namun lebih mendekati uji nyali coba saja track lari di bukit siwakul, lari menanjak di kebun teh peromasan atau lari yang banyak bonus dan menyegarkan mata, coba lari di Hutan Mapala UNNES.

Lari adalah olahraga yang simple karena murah dan bisa dilakukan di mana saja, kalau saya sendiri lebih memilih lari di tempat yang sejuk, banyak pohon, sedikit polusi dan paling utama adalah dekat dengan rumah, tidak perlu naik angkot atau ngojek untuk memulai lari. Kalau ada pemandangan yang menyegarkan mata itu adalah bonus yang memang diharapkan. #kode #marilari.

Dhave - Dhanang Puspita

$
0
0


Dhanang Puspita (dhave), saya mulai kenal dia sejak tersangkut dalam pembuatan buku "Relawan Merapi", buku tentang kisah para relawan saat erupsi gunung merapi. Dhave adalah penyumbang judul paling banyak dengan ide tulisan yang menurut saya paling unik dan berkesan paling dalam. Kemudian berlanjut saling koment di dinding facebook, menjadi silent reader blog multiplynya dan bertatap muka saat libur lebaran, saat itu dia cuma pakai kolor biru dan kaos lusuh habis nyangkul kebun di samping rumahnya.

Karena lapak multiply sudah almarhum, kini blog dengan artikel 500 lebih ini pindah rumah ke dhave.net. Isinya tidak jauh dari ilmu biologi, kegiatan pecinta alam, fotografi melengkung dengan andalan lensa mata ikan.. Bhahaha... Pria kurus berumur 30 tahun dari Kota Salatiga ini sudah seperti andrea hirata yang menulis di national geographic saja.

"kalau diam di rumah, saya malah stress mas" Ada ada saja ulahnya, selain produktif menulis di berbagai media, menekan tombol rana kamera canon dan playon di gunung, dia juga dosen S2 Biologi di Universitas Kristen Satya Wacana. Belum cukup? setiap weekend ada-ada saja acaranya, kadang juga harus konser di acara outbond, bergelayutan di pohon dan bebatuan seperti monyet, atau ujug ujug sudah update status dengan foto di pucuk gunung merbabu.

Pemburu matahari dan embun pagi ini juga rajin meretas jalan di Salatiga, berlari 4 - 10 kilometer adalah sarapannya tiap pagi sebelum mengajar demi menjaga kebugaran. Mau ketemu? cari saja pria yang menenteng endomondo di sepanjang Jalan Sudirman, Diponegoro dan UKSW sehabis subuh, siapa tau pernah berpapasan.

Terakhir kali update status, dia baru saja pulang dari berlari di Lembah Baliem Papua dan berenang di danau Habema (danau tertinggi di Indonesia) secara gratis. WOW GRATIS?!. Sebenarnya tidak gratis juga, semua itu berkat ketekunan dan konsistensinya sebagai penulis paling aktif dengan menyumbang 60 artikel tentang berbagai kisah perjalanan yang ada di Indonesia, bikin ngiri saja!

Mau tau seperti apa seorang master biologi yang terperangkap dalam fotografi, adventure, dan journalist dan mengapa dia menyukainya? bisa kunjungi blognya di www.dhave.net atau mau kenal lebih lanjut bisa langsung add facebooknya dhave.dhanang

sudah saya promosikan nih mas, boleh pinjam sleeping bagnya lagi ya! wahihihihi

Puasa Twitter Tidak Boleh Khilaf

$
0
0

Selamat pagi... selamat puasa teman temin... kawan.. kawww.... ah.. sudahlah...
Jadi hari ini adalah hari kedua puasa Ramadhan setelah drama sidang isbat di senayan, dan menjadi hari kedua puasa ngetwit. Iya, aku puasa ngetwit gegara nyamber twitnya Eka terus ditantangin kuat kuatan menahan syahwat jemari dan nafsu pikiran dari candu twitter.

Kuat gak? sepertinya kuat, tapi gemes juga kalau ada yang mention dan godain di timeline. Semalam itu, jari jari sempat gatel pengen reply atau me-RT yang lagi panas panasan di timeline soal PNS, ahihi... cukup memantau saja lah daripada kalah tantangan.

Khilaf, jadi tadi pagi aku sempat khilaf, cross posting upload foto dari instagram. Namanya juga gak sengaja tho?, jadi boleh dilanjutkan. Dulu waktu masih kelas 3 SD aku pernah khilaf puasa di hari kedua.  Tradisi di kampungku itu, kalau habis subuhan pasti jalan jalan berjamaah keliling kampung nenteng obor minyak tanah (waktu minyak tanah masih 500/liter), tapi waktu pulang rumah lepas sarung malah nyomot pisang buat cemilan.

Ceritanya aku  merasa bersalah dan berdosa gitu, dengan wajah innocent aku tanya ke Ibu
"mak, aku gak sengaja makan pisang, puasanya batal gak?".
"kalau lupa gak batal le, itu namanya pemberian dari Allah"
"kalau makannya dilanjutin boleh gak mak?"
"kalau sudah ingat, ya gak boleh dimakan lagi!, kalau dilanjutin ya batal tho le!"
"pisange aku makan habis mak, nambah mimik juga hehe..."
"@$#^^&%#%@^"
*langsung lari ke jalanan cincing sarung nyawut obor*

Selamat puasa Ramadhan kawan... kaww... ah.. sudahlah...

Potensi Benteng Purba - Benteng Willem 1

$
0
0
Sisi Utara Benteng Willem 1
Tepat Pukul 12:13 Matahari berada tepat di pucuk ubun-ubun, panas sekali. Sepi, yang terdengar dari sisi utara benteng berbentuk bujur sangkar ini hanya lamat lamat percakapan penghuni di lantai 2, sepertinya sedang menikmati suasana lebaran.

"bangunan kuno dekat jalan lingkar ambarawa itu apaan?", Berawal dari rasa penasaran kesumat dari teman saya @intan_sera, akhirnya saya tau kalau bangunan kuno tersebut adalah Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Ambarawa. Benteng yang berdekatan dengan RSUD Ambarawa ini memang nampak terbengkalai dan menyeramkan. para narapidana pasti berkidig ketika mendengar nama lapas ini. Konon banyak perlakuan yang mengerikan diterima tawanan di penjara ini.

Port Willem 1, Pribumi Ambarawa lebih mengenalnya dengan sebutan Benteng Pendem. Hanya Secuil sejarah yang saya ketahui tentang benteng jaman belanda yang selesai dibangun tahun 1845. Saya rasa benteng ini masih ada hubungan dengan Port Willem 2 yang berada di Ungaran dan Barak Bantir di Sumowono ketika itu.
Dinding blok tengah sisi utara
Bagaimana kondisinya?
saya sempat berkeliling, memeriksa kondisi bangunan kini dan mencari informasi dari petugas parkir lapas, ibu pemilik warung di pojok utara dekat masjid, dan pegawai lapas yang menghuni bangunan sisi utara. Ada rasa menyeramkan ketika memasuki gerbang utara, tapi penghuninya begitu ramah ketika saya ajak berkenalan dan bertanya-tanya tentang benteng yang mereka diami.

Potensi wisata,
Seorang teman di semarang pernah ada yang berwacana "bagaimana kalau benteng dipugar?" karena berpotensi untuk wisata sejarah. Kita lihat saja benteng willem 2 di Ungaran  dan Lawang Sewu yang sudah dipugar karena kondisinya sudah rusak, bentuknya sama sekali sudah berbeda, sisi orisinalitasnya hilang, dinding dan atapnya sudah diganti dengan yang lebih modern. Menurut saya ketika dipugar, nilai sejarahnya malah berkurang dan sudah tidak menarik lagi. Sebaiknya tetap kita rawat dan dijaga supaya bisa bertahan lebih lama, misalpun dipugar harus tetap menjaga keasliannya.

lumut, rumput dan tumbuhan paku memberi kesan tidak dirawat

lubang dan ruang kosong jadi rumah bagi burung

Relief Bata merah yang terkikis jaman

Trailrunning Merbabu Part 1

$
0
0

"WOOY TONIII... PAHA KIRIKU KERAM!!! saya teriak dalam hati saja, malu dong sudah banyak orang di puncak Kenteng Songo Gunung Merbabu. Saya cuma melambai dari puncak seberang sambil menunjuk paha kiri yang harus diseret setelah otot tertarik di tanjakan terakhir.

Dhave bilang jalur Wekas adalah jalur terpendek, jaraknya hanya 5.76 kilometer, tapi tetap saja bakal terasa berat karena perjalanan secara tik-tok tanpa mendirikan tenda atau berlama lama di puncakditambah lagi selama puasa dan libur lebaran lutut saya sama sekali belum dilatih joging atau basket. Tetapi Jalur ini cukup nyaman kok daripada jalur Cuntel, Thekelan atau Selo, terutama bagi pendaki yang baru pertama kali ke merbabu. Kenapa? karena persediaan air melimpah, pohon pinus dan cemara yang menjulang tinggi sangat memanjakan mata. Pepohonan yang rimbun meneduhkan langkah kaki dan detak jangtung yang mulai berdegub kencang.
POS 1 Wekas (dari kiri) Dany, Saya, Tony, Herry, Yafeth Wetipo, Dhave

Gunung merbabu, jalur wekas pos 4 
Jalurnya memang sejuk, tapi sebuah masker dibutuhkan untuk menyaring debu yang menyumbul ke udara siap menyumbat bulu hidung atau melekat di langit langit mulut. Belum lagi saat tubuh menyesuaikan diri dengan udara merbabu Hidung akan terasa pengar, bersin bersin dan meleleh.


09:33 saya sudah ditunggu Yafeth, Dany dan Tony di pos 4, sedangkan Herry sepertinya masih jauh di belakang mengatur langkah, sedangkan Dhave mungkin sudah sampai di puncak, makan wafer atau foto foto di puncak pakai lensa fish eye. Di taman yang lumayan lapang ini angin bertambah kencang dan dingin walaupun matahari begitu terik, saya berlindung dibawah pepohonan, menghangatkan diri dengan menanggalkan baju dalam yang basah dan mengenakan jaket. Puncak puncak merbabu sudah nampak, dari sebelah kiri saya bisa melihat Puncak Watu Tulis dengan pemancar sebagai penandanya, Puncak Kukusan berada di tengah lembah, Puncak Syarif dan Kenteng Songo juga nampak di pucuk.

Terlalu lama beristirahat malah akan menyiksa otot kaki, waktu pun banyak terbuang, karena perjalanan selanjutnya akan lebih berat, tanjakan berbatu, alang-alang, pasir dan kawah belerang sudah menunggu didepan. Oiya, banyak sekali bunga edelweis tumbuh di kiri dan kanan jalan, lumayan jadi pengobat sepi. Sepasang tangan yang mengkerut kedinginan jadi gatal ingin memetik sebagai cindera mata, tapi...ahh sudahlah...

Sampailah di watu tulis, yaitu pertemuan jalur Cuntel dan Thekelan, Tony dan Dany lahap mengunyah roti tawar di atas batu. saya cuma bisa memandang, karena yang tersisa di dalam tas cuma permen karet dan tolak angin saja, persediaan makanan dibawa Dhave bhahaha. Sepertinya angin yang semakin kencang dan dingin telah menguras tenaga dan kalori.

Di depan mata, Jembatan setan yang panjang terjal berbatu dan gundukan Geger sapi terlihat jelas, jaraknya sekitar 200 meter jadi tantangan selanjutnya. HMMM…AAAHHHH... saya menarik nafas dalam dan mulai melangkah dengan jari kaki yang mulai perih, lecet karena memakai sandal gunung yang tidak tepat dan kurang nyaman.

Pemancaar, Puncak watu tulis, Jembatan setan dan Geger sapi, foto diambil dari atas
Di tengah jalan saya berpapasan dengan Dhave yang melompat-lompat turun menapaki batu seperti kambing gunung. “puncak sedikit lagi kok, kalau gak kuat jangan dipaksakan! Ingat dengkul mas!”. Sepertinya dia tau kalau ada yang tidak beres dengan dengkul. “hah, sudah sampai sejauh ini kok balik kanan! Malu dong sama monyet yang berkeliaran di pos 4". Dan saya lanjutkan langkah pelan pelan sampai di pertigaan langsung belok kanan menuju puncak 3142mdpl. Sebenarnya rugi melewatkan puncak Syarif 3119mdpl yang ada di kiri.


Puncak sudah dekat, tinggal melewati punggungan panjang dan tanjakan vertikal yang terjal berbatu disebut “Ondo Rante”. saya harus bergumul dengan debu hitam, memanjat dan mencari pegangan dari batu yang stabil atau akar pohon seperti atlet panjat tebing untuk melewatinya. Kenteng Songo akhirnya tercapai juga. nama Kenteng songo sendiri dihubungkan dengan adanya batu kenteng berjumlah sembilan, bentuknya bulat dengan lobang ditengah, namun sekarang sudah tidak utuh, banyak coretan dan ada yang hilang oleh tangan jahil.

Ondo Rante, saya sempat main plorotan di sini sampai celana kolor bolong.
11.55 Sakit di kaki kiri yang tadinya keram dan harus diseret karena tertekuk dan tertarik di Ondo rante hilang dalam sekejap setelah sampai di puncak. Saya melambai ke Toni dan Dany, memberi kode supaya menunggu sebentar. Malu teriak, karena di puncak sudah ramai pendaki, ada yang romantis di pojokan, ada juga yang khidmat upacara di atas memakai toga, mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu syukur. Saya? saya ngapain? Saya sibuk mencari kupluk penutup jidat yang jatuh entah dimana.

Puncak Kenteng Songo dengan Background Gunung Merapi
Pemandangan dari puncak Kenteng Songo Merbabu
Perjalanan 5.76 kilometer menuju puncak dari Jalur Wekas dengan waktu tempuh hampir 4 jam. Di puncak cuma 15 menit, karena matahari sudah tidak bersahabat, panasnya mampu membakar tengkuk bila tidak diolesi sunblock. Cukuplah dengan menikmati suasana puncak, foto apa yang perlu di foto dengan kamera hape G502, lalu turun kembali. Nah perjalanan turun gunung lewat Jalur Cuntel akan lebih gemetar dan menyakitkan bagi sepasang kaki dengan sandal gunung laknat.

Bersambung...

Jalur Berduri Gunung Merbabu

$
0
0

"Heyyy... yang bernama Tony Matheo Takaeb, sepertinya kamu harus dikasi pelajaran soal navigasi di gunung!!!"
mungkin ada benarnya juga yang bilang "naik itu susah, giliran turunnya lebih susah". Apalagi posisinya sedang sakau pesona puncak Kenteng Songo Gunung Merbabu, tetapi secepatnya harus menuruni gunung yang butuh dengkul ekstra, ditambah tanpa cadangan air dan perut keroncongan.

Akhirnya kulit jari kaki kanan dan kiri jebol setelah menuruni Kenteng Songo. Jalur menurun sejauh 1 kilometer yang berbatu, bepasir dan berdebu memberikan tekanan yang berlebih pada lutut dan kaki. Kulit kaki terluar yang tanpa pelindung, tidak kuat lagi menahan gesekan plastik keras dari sandal gunung. setiap langkah kaki adalah sebuah siksaan. Plester pun tidak banyak membantu, mau telanjang kaki juga bakal tambah parah. Mau nekat?


Sampai juga di pemancar, persimpangan Jalur Cuntel dan Thekelan, saya langsung lepas sendal dan cari pengganjal perut. Wafer rasa strobery di ransel Dhave setengahnya lumer dalam kunyahan mulut dan larut di usus saya. Sedangkan Wetipo nampak sedang berjemur dibawah sinar ultra violet yang mampu membakar kulit jika tidak dilindungi "biar hangat mas" katanya meringis.

foto by dhave
Jalur Cuntel sejauh 7 kilometer diawali dengan menuruni tanah kering yang panas dan dikelilingi ilalang. Saya tambal lagi jari kaki, dirangkap dua untuk penahan gesekan, namun tetap saja lepas karena perekatnya kalah dengan terpaan debu. Terpaksa jalan pelan sambil menikmati gesekannya. Oiya bagi pendaki bercelana kolor, jangan main plorotan diatas rumput ilalang walaupun itu nampak mengasyikkan, tau tau pantat dan paha kamu perih karena lecet atau sobek *elus pantat*.

Sampai di pos 4 Cuntel (anggap saja begitu). rumput berduri dan ilalang tumbuh subur di kanan kiri jalan setapak, bahkan jalur hampir hilang karena tertutup ilalang, ditambah lagi banyakanya percabangan dapat membuat kita tersesat. Kami yang tertinggal berusaha mencari jejak dengan bertanya ke pendaki lain. "tadi lihat 3 orang turun pakai baju hijau?" namun mereka cuma geleng-geleng tidak yakin, lalu saya tanya lagi  "ada 2 orang papua dan turun pakai celana kolor?" OHHH IYA IYAAA lewat sini mas!. ternyata kata "papua" dan "celana kolor" jadi kata kunci sekaligus barang bukti yang manjur jika mereka hilang.


Akhirnya Lepas sandal gunung juga, walaupun kaki harus rela berpanas panas ria di permukaan tanah, lebih mending daripada ditusuk tiap kaki melangkah. Tony Matheo Takaeb yang mungkin berniat baik memberi penanda arah jalan malah bikin perkara dan cilaka. Disebarnya ranjau berupa ranting berduri di tiap 6 meter, , HEEEY TONY!! DURI ITU TAJAM DAN MENUSUK!, duri tidak seempuk remah wafer atau roti tawar jendral!. berasa pengen jorokin Tony dari pucuk Kenteng Songo langsung ke kawah Merbabu. Saya melanjutkan perjalanan seperti main game mario bross, melompati halang rintang berupa ranting berduri.

"lhoh kok nyeker mas?" sapa penyemangat dari para pendaki lain setiap kali berpapasan "hahaha pokoknya salahkan Tony!". 7.3 kilometer dengan waktu tempuh 3 jam menuruni jalur Cuntel di bayar lunas dengan telo rebus, teh hangat, air es untuk mandi dan pemandangan tenggelamnya matahari dibalik gunung Sindoro dan Sumbing. Lain kali kalau naik turun gunung, saya bakal pakai sepatu yang cocok dan nyaman, bukannya sandal atau malah telanjang kaki #okesip.

Sunset di Pos Cuntel Gunung Merbabu

"Jalan Santai" Mengeksplorasi Gunung Andong

$
0
0

Apa tujuanmu naik gunung? Tujuan kita mungkin sama, yaitu ingin mendaki dan menapaki Puncak Gunung Andong, lalu turun dengan lutut sedikit bergoyang dan kulit yang menghitam. tapi yang didapat selama perjalanan ke gunung Andong pastinya akan berbeda di setiap tetes keringat yang mengkristal dan kepala yang mulai pusing terpapar sinar matahari.

Kali ini ada yang berbeda, Hari minggu, tanggal 1 agustus saya jalan-jalan “lagi” bersama Dhave dan Yafeth. Yang membuat berbeda adalah “ada wanita diantara kita” namanya Kiky. Sepertinya dia terjangkit viru playon di gunung.. Keinginannya naik gunung akhirnya terkabul setelah menempa fisik, dengan joging 4-10 kilometer tiap pagi di lingkungan kampus UKSW Salatiga.

Gunung Andong pagi ini cuaca cerah berawan. 2 puncak berbentuk punukan nampak jelas mengawasi tiap langkah kami dari Dusun Ngamblak menuju Dusun sawit yang berjarak 4km. Ketinggiannya hanya 1780mdpl, tapi kemiringan dan curamnya jurang mampu menggoyahkan sendi lutut, membuat jantung dan paru paru bekerja ekstra keras bagi yang tidak terbiasa.

Yafeth si manis dari Papua lepas kendali, Rencana awal yang hanya jalan santai karena ada wanita diantara kami, akhirnya bubrah karena terhanyut kebiasan tik tok saat mendaki gunung. Yafeth sampai di puncak dalam waktu 45 menit saja, lebih cepat 5 menit dari saya. Kiki dan Kres terseok di belakang, sedangkan Dhave di belakang, sengaja melambatkan langkah menjadi juru kunci, “Katanya” ingin lebih mengeksplore gunung andong.




Pemandangan puncak tertutup oleh awan tebal, Saya sempat mampir ke sebuah cungkup (kuburan), namun terlihat lebih mirip WC umum karena kondisinya yang memprihatinkan. Banyak vandalisme di sana sini, di dinding, kayu, atap dan sekelilingnya, bahkan bibit pohon cemara yang tingginya belum genap 1 meter pun jadi korban tangan jahil pendaki yang durjana, daun dan dahan pohon berubah warna jadi silver.

Kegilan mulai muncul, Gunung Andong tercatat sebagai gunung dengan waktu terlama untuk menghabiskan waktu di puncak. 1jam lebih waktu dihabiskan dengan bersantai, foto foto, dan makan bekal dibawah guyurann sinar matahari.  5 pasang mata yang narsis ini tak segan mengambil resiko terjun bebas ke jurang untuk berfoto ria.

MELESET SITIK JOSSSS!




Kami memang memiliki 1 tujuan yang sama yaitu mendaki gunung, Tetapi memiliki kepentingan dan target yang berbeda-beda. Seperti Dhave, dia hendak mencoba kamera versi lensa jembar dan mengeksplorasi keunikan Gunung Andong. Yafeth lebih banyak memotret sampah dan beberapa kejanggalan yang dia temui di perjalanan. Kres ingin membayar lunas hutangnya setengah tahun yang lalu, dia gagal sampai puncak Andong. Kiky mencoba hasil latihannya dan nostaligia menjadi pecinta alam. Sedangkan saya? saya berniat bikin foto konsep seperti di bawah ini untuk yang terkasih. Dan kami turun kembali ke peraduan dengan membawa cerita masing-masing.


Pemandangan dari Puncak Gunung Andong

Semarang Runners - Playon Kamis Bengi

$
0
0

"Lari malam hari di kota itu bikin penyakit!" komentar saya ketika diundang lari bersama Semarang Runners. Menurut saya sendiri waktu ideal berlari adalah pagi hari sebelum jam 9 atau sore hari sekitar jam 4 sore, ditempat yang udaranya segar dan minim polusi. Terlebih lagi, rumah saya yang berada di ujung Semarang sangat jauh dari rute lari, hampir 20 kilometer dengan kondisi dan suhu udara yang berkebalikan. Tapi kenapa tidak dicoba dulu?

Kamis, 12 September 2013 jadi hari dengan pelari terbanyak dalam sejarah Playon Kamis Bengi (PKB) Semarang Runners. Hampir 90 orang berbaju putih berlari melawan arah menyusuri rute Segitiga emas, yaitu Masjid Baiturahman, pandanaran, Pemuda, Gajahmada, kembali ke Baiturahman dengan jarak 6kilometer.

Jam 19.00 waktu Semarang, diawali dengan pengenalan komuntias yang datang, diantaranya ada Semarang Runners sebagai leader, L-men Semarang, Hi-lo Semarang dan banyak pelari dengan membawa nama, jabatan dan kepentingan masing-masing. Pelari pemula dan yang sudah advance saling berkenalan, bertukar info, Semarang runners memberikan latihan bagaimana pemanasan, lari, dan pendinginan yang baik, L-men membagi informasi bagaimana menjaga pola makan agar tubuh tetap sehat. Banyak sekali  teman baru dan ilmu yang saya dapatkan di forum ini.

Oke lanjut ke acara inti yaitu "LARI", pelari advance memberikan jeda waktu 10 menit bagi pelari santai untuk memulai lebih awal. Lari malam hari membutuhkan konsentrasi dan penglihatan ekstra, karena kondisi gelap, pastinya tidak mau cilaka kan? bisa bisa kaki terperosok ke selokan, kepala mentok tiang listrik, nubruk tukang parkir dan pengguna jalan lain, yang paling parah adalah terserempet becak? *saya gak mau bayangin dicium bumper mobil dan sepeda motor*

Lari malam hari juga banyak godaannya, termasuk digoda bencong yang mulai buka lapak, tukang ojek cantik yang menawarkan tumpangan, asap dari warung penyetan, sate ayam, mie goreng menyesakkan hidung dan menyiksa perut yang kelaparan. wedangan dan berbagai penjaja makanan turut menggoda iman. Sialnya iman saya kuat, ditambah dompet dan handphone saya ketinggalan di tas yang dititipkan di Baiturahman, jadi tidak iman saya tidak dapat digoyahkan oleh bermacam godaan.

Eh ada foto saya, nomor 4 dari kiri, pakai kaos merah
Berikut ada Tips lari yang disampaikan Mas Idham Cholid.
- Pilih baju (atasan, bawahan, kaos kaki) yang nyaman
- pilih sepatu yang tepat sesuai trek, kecuali mau nyeker barefoot
- log aktivitas lari
- install aplikasi lari di smartphone
- atur pola makan, minum yang cukup
- atur jam tidur, ideal 6-8 jam
- gunakan teknik lari yang benar
- gabung komunitas lari
- targetkan untuk naik level larinya, 5k, 10k, HM, FM, ultra
- di awal lari, tidak perlu bernafsu naik level, peningkatan jarak 10% dari jarak terjauh sebelumnya
- sehari lari, sehari istirahat, memberikan kesempatan otot istirahat dan berkembang/adaptasi
- untuk peningkatkan speed : latihan core dan interval
- jangan lupa kan pemanasan (statis &dinamis) dan peregangan www.strongrunnerapp.com
- otot perlu diperlakukan seperti mesin diesel, start lari dengan pace rendah setelah nyaman larinya mulai kenceng pacenya

Posisi lari :
- kepala tegak mengarah ke depan
- bernafas menggunakan hidung dan mulut
- posisi tubuh agak condong jatuh ke depan
- posisi lengan siku di sudut 90'
- lengan diayun relax ke depan belakang dan tidak melintasi garis tengah badan
- kaki berayun lurus, tidak nyerong ke sisi berlawanan
- jarak pendaratan antar kaki tidak terlalu jauh
- mendarat menggunakan mid foot

Type pendaratan kaki:
- fore foot
- mid foot
- heel foot

Playon selesai sekitar jam 21.30 setelah bermacam konspirasi dan labil hati #eh, dilanjutkan dengan agenda masing-masing. Sedangkan saya masih harus menyusuri aspal bergelombang diatas dua roda sejauh 18 kilometer menuju rumah di Gunungpati, dan perbedaan suhu udara sukes bikin pori pori kulit mengkerut kedinginan.

Eniwei... Lari bersama di malam hari memang ada baik dan buruknya, tetapi kita ambil manfaatnya saja ya. Perlu diingat lagi, lari kamis malam (#PKB) hanyalah FUN RUN santai saja, jadikan sebagai tempat bersosialisasi dan bersenang-senang. Untuk lari yang lebih serius bisa direncankan lebih lanjut. Sampai jumpa di Playon Kamis Bengi Selanjutnya. #marilari.

Salam holiday runner
@slamsr

Trailrun Jalur Gunung Ungaran dan Gedong Songo

$
0
0

"Mau mendaki mas? | gak kok, cuma mau masuk ke gedong songo secara GRATIS" tanya sepasang pendaki  yang turun gunung dengan bergandengan tangan. Kaki, sandal dan pantat mereka coklat bergelumut tanah. Mereka lama mengamati saya, sepertinya celana kolor dengan selang air hydropack dikenyot di mulut terlihat begitu aneh dan kontras dengan para pendaki lainya yang turun beriringan menggendong carrier segede kulkas dan berpakaian serba rapat.

Trail run, EDAAAAN! saya sebut ini adalah trail run paling terburu-buru, kenapa? sudah kurang tidur, bangun kesiangan, tidak sarapan, ditinggal rombongan dan perut konslet sejak 2 hari yang lalu, tapi harus tetap dilakoni. Teriakan dan patukan ayam Jago dari layar alarm handphone  juga tidak mempan membangunkan saya. SMS dari Dhave "06:13 posisi?" baru saya baca 15 menit kemudian. ASTAGAAAAA langsung mandi, persiapan seadanya dan tancap gas. Saya tidak berniat kebut kebutan, tapi jalan Gunungpati - Jimbaran yang jaraknya hampir 30km saya libas dalam waktu kurang dari 30 menit.


07:24 saya mengawali langkah dari Gapura Jimbaran, mengatur nafas dan lari kecil untuk segera menyusul rombongan yang sudah naik duluan. Sebelum lari, saya sempatkan stretching dari kepala sampai kaki untuk mengurangi potensi cidera. "Karena Sarapan adalah harapan" maka saya sempatkan mengunyah roti isi coklat di perjalanan sambil membayangkan 4 kawan saya, yang katanya sudah kenyang sarapan soto di pasar Jimbaran. NASIIIIB! semoga nanti di camp mawar ada yang jualan bakso urat atau tahu gimbal.

3 kilometer yang sangat berat, diiringi mentari yang sudah meninggi dan terik, padahal belum ada jam 8. Saya buru buru menyusul rombongan, lari-lari kecil meretas jalan kampung supaya tidak tertinggal lebih jauh. Sesampainya di perkebunan mawar, jalan berbatu memperlambat langkah, jalan beton yang panas membuat kaki makin berat, bibir jadi lebih sering mengenyot selang air untuk membasahi tenggorokan. 53 menit waktu yang saya butuhkan ntuk sampai di meeting point "camp mawar".

Alam Gunung Ungaran akhir september ini begitu kering. Ketika melewati hutan pinus, debu debu mudah menghambur bila dipijak. Rombongan yang tadinya beriringan rapi, sekarang mulai berpencar menjauh berselisih jarak sesuai daya tahan lutut dan nafas masing masing. Tujuan selanjutnya adalah Pertigaan Kebun teh peromasan, melewati kebun kopi dan tempat penggilingan kopi yang relatif datar dan nyaman untuk kaki. Saya masih bisa lari kecil disini sambil menutup rapat hidung dengan buff untuk mengurangi tumpukan debu di bulu hidung dan langit langit mulut.


"Jangan menggantungkan diri kepada orang lain" Sampai di kebun teh ada kabar buruk bagi perut, yaitu bekal berupa biskuit coklat yang saya titipkan masih 15 menit jauh di belakang, sementara tenaga dari segenggam roti coklat sudah habis. Sebuah pelajaran bagi saya, lain kali bekal dan kebutuhan pokok seperti minum dan makanan harus di bawa sendiri, jangan menggantungkan kepada orang lain. kalau bisa malah membantu meringankan.

Suasana di kebun teh begitu ramai, para pemetik teh begitu lincah memangkas pucuk pucuk daun, beraneka macam ekspresi muncul dari para pendaki yang baru saja turun gunung menikmati sunrise, tenda-tenda sisa kisah semalam mulai dilipat dan dirapikan. BAIKLAAAH... saya lanjutkan penanjakan saja, daripada dihakimi sebagai "orang hilang" karena celingak celinguk menunggu kawan datang. saya sudah bosan ditanya oleh puluhan pendaki yang berpapasan,“sendirian mas? | tidak mas, saya sudah punya kekasih". #okesip.




Memasuki hutan dengan kondisi jalur pendakian yang ramai dan menanjak sempat membuat stress, belum lagi harus melompat batu batuan yang tingginya lebih dari 1 meter, menekuk lutut dan mendorong pantat untuk sampai ke puncak. Tipu tipuan alam berupa puncak palsu sudah terekam di ingatan, jadi kalau ada orang yang bilang "SEMANGAT MAS! PUNCAK SU DEKAAAT" tidak mempan lagi, yang ada di kepala adalah puncak tinggal melompati 3, 2, dan 1 bukit lagi.
2052MDTB (meter diatas tiang bendera)
Sampailah di puncak, suasananya sepi dan yahduuuw, nampakanya semua pendaki sudah turun gunung. Hanya ada dua kawan saya yang sedang santai makan roti dan mandi matahari bersandar di samping monumen. Siapa bilang puncak gunung ungaran itu 2050mdpl? Kalau naik tiang seperti ini bisa jadi tingginya 2052mdpl bukan? bhahaha.... saya buru buru turun, takut tiang ambruk tidak kuat menahan 63 kilogram tulang berbalut kulit ini.

dibelakang kami adalah puncak sejati gunung ungaran
Puncak sudah di ujung teriknya, saatnya turun melewati jalur candi gedong songo, melewati hutan lebat dengan pepohonan raksasa yang aneh, ada batang yang unik dan bunga yang cantik. Yang patut dihiraukan bukan lagi detak jantung dan kembang kempis paru paru seperti waktu mendaki, namun khawatir dengan kondisi lutut yang bisa saja goyah karena jalan cepat dan lomat sana sini. Medan yang lumayan curam dan licin bisa saja merubah posisi mata kaki dan menggeser persendian kalau tidak berhati hati. Jalur gedong songo sejauh 6 kilometer selesai dalam waktu kurang dari 1.5 jam dan ditutup dengan berendam air hangat.


Dengan karcis 5000 perak, kita bisa membersihkan badan, merendam kaki dan badan di kolam, menguliti keringat yang menempel. Berendam di hangatnya air belerang ternyata juga berkhasiat melegakan perasaan, meringankan pegal pegal, melemaskan otot yang kejang selama perjalanan.  AWAS! aroma khas belerang akan awet menempel selama 1 hari di kulit dan 2 hari di rambut. Dan bagi yang punya penciuman sensitif,  bisa membuat kepala migren *ikat kencang kepala*.



Sudah puas berendam selama 1 jam di kolam belerang gedong songo, saatnya pulang dan kembali ke titik Start di Pasar Jimbaran. Waktu yang tercatat adalah 5 jam sejauh 18.25km. Jalur lari gunung ungaran gedong songo sudah berhasil dipetakan dengan total 25.25 kilometer. Bila ingin mencoba bisa berkunjung di endomondo milik dhave. #ayomlayu.


NB: Sumber foto dari Dhave

Indahnya Lagoon Tersembunyi di Pulau Sempu Malang

$
0
0

Bosan dengan aktifitas rutin? Butuh refreshing? Nah, itulah yang saya rasakan bersama dengan teman-teman saya ditengah sibuknya aktifitas kerja. Yup, sesekali kita memang perlu me-refresh diri, baik fisik dan mental agar hidup jadi lebih berwarna dan bergairah hehe. Dengan alasan ini, terlintaslah sebuah pikiran dan dorongan untuk refreshing di akhir pekan. Ide saya ini ternyata disambut baik oleh teman saya, hingga kami sepakat untuk berlibur ke suatu tempat. Awalnya sempat berdiskusi cukup lama, karena pada intinya masing-masing individu ingin pergi ke tempat yang memang belum pernah dikunjungi, dan tempatnya kaya akan keindahan dari Sang Pencipta. Setelah cari-cari info, akhirnya ketemu juga tempat yang menarik di Malang, kebetulan ada teman yang tinggal di sana jadi lebih hemat dari segi akomodasinya. Yang ingin kita tuju sebenarnya bukan kota Malang, tetapi lebih menjorok ke daerah selatan lagi, yaitu Pulau Sempu yang konon memiliki keindahan alam yang memukau. Nah, berikut ini cerita tentang perjalanan kami untuk mengungkap keindahan yang ada di dalam Pulau Sempu, Malang. JEBRETTTT...


Ide ini sebenarnya agak mepet juga, dan terlintas secara instan. Tapi justru dari hal yang seperti ini malah jadi kesampean juga niatan untuk refreshing. Maklum, dulu pernah pengalaman rencanain refreshing dari jauh-jauh hari dengan matang, tetapi pas udah dekat waktunya malah gagal hahaha…nasib. Balik lagi ke topik ya, pada liburan kali ini cukup lengkap alasannya sih, mulai dari bosan, pusing di kerjaan, sampai reunian sama teman lama yang kebetulan baru balik dari Berlin. Ga banyak persiapan yang kami lakukan, kebetulan teman saya yang baru balik ini memang tinggal di Malang jadi semuanya sudah siap tanpa ada kendala apapun. Sempet agak mikir untuk biaya transportasi ke Malangnya, tapi teringat kembali dengan layanan online travel agent yang lagi booming di Indonesia. Langsung dibukalah website Traveloka, Tiket, dan tiket2, ditambah AirAsia juga. Setelah cari-cari, akhirnya ketemu juga harga tiket pesawat termurah di Traveloka.com. Beda selisihnya ga banyak tapi lumayan buat beli nasi padang 2-5 bungkus hehehe. Kebetulan waktu itu kami pesennya terpisah, jadi berangkatnya pesan tiket Citilink Jakarta Surabaya dan pulangnya dengan Sriwijaya air dari Malang.

Berangkat hari Jumat, 13 September 2013 jam 16.15 dari bandara Soekarno hatta dan sampai di Surabaya jam 17.45. Dari airport langsung lanjut menggunakan mobil travel yang sudah dipesan, kira-kira memakan waktu 2 jam hingga sampai di kota Malang. Keesokan harinya, baru deh dimulai petualangannya dengan tujuan pulau Sempu. Yeeeyyy…sontak kami merasa senang dan bersemangat. Berangkat jam 6 pagi dari kota Malang, karena perjalanannya lumayan juga, sekitar 2 jam menggunakan mobil untuk sampai ke pantai Sendang Biru. Diperjalanan, kami memutuskan untuk beli makanan di Jln. Kawi, tepatnya di depot Pecel Kawi, Malang. Karena, katanya di Pulau Sempu tidak tersedia penjaja makanan, makanya kami siapkan sendiri sebelum berangkat.


Harga makanannya cukup bersahabat, dengan harga Rp. 10.000 saya sudah mendapatkan nasi lengkap dengan lauknya (abon, telur, tempe, dan sambal goreng). Selama melewati Jalan Kawi, sempet iri dengan kondisi jalanannya yang lancar, ga seperti Jakarta yang macet tiap jam kerja dan hari Sabtu hehehe.

Perjalanan menuju ke pantai Sendang Biru ini cukup seru dan bervariasi, dari mulai jalanan berkelok tajam, seperti di Puncak, Jawa Barat, dipenuhi dengan pepohonan rindang sampai jalanan yang sempit. Jalanannya cukup sulit karena sempit, meliuk-liuk dan 2 arah, jadi kalau belum biasa nyetir melalui jalan ini kemungkinan besar akan makan waktu 2x lebih lama dari seharusnya. Untungnya kita disopiri oleh orang asli Malang yang memang sudah terbiasa lewat sana.


Setelah kurang lebih 2 jam di jalan, akhirnya sampai juga di pantai Sendang Biru. Pas keluar dari mobil, hasrat pun langsung meninggi, tidak sabar rasanya untuk menikmati keindahan alam dari Sang Pencipta. Untuk menyebrang ke Pulau Sempu, kami diwajibkan untuk mendaftar atau ijin terlebih dahulu kepada pihak berwenang di pantai Sendang Biru. Hal ini ditujukan untuk mendata wisatawan yang pergi ke sana, dan diharuskan menggunakan Guide untuk menjelajah di pulau Sempu. Pendaftarannya dikenakan biaya Rp. 30.000 waktu itu satu grup berenam. Sewa guide Rp. 100.000, dan 1 perahu boat Rp.100.000 dengan kapasitas maksimal 10 orang untuk antar jemput ke pulau Sempu.

Naik perahu boat ini hanya perlu 10 menit saja, dan berikut penampakan pintu masuk ke Pulau Sempu yang cukup menjorok ke dalam.


Kalau melihat gambar ini jadi ingat film Rambo waktu naik perahu di daerah Vietnam wkwkwk (mirip banget hehe). Dan gambar berikut setelah kami turun dari perahu untuk masuk ke dalam area pulau.


Airnya yang bersih dan bening membuat saya menjadi tambah semangat untuk menjelajahi pulau ini. Karena tujuannya memang ke Lagoon yang tersembunyi didalam pulau ini. Untuk menuju ke Lagoon ini umumnya memakan waktu cukup lama, sekitar 1,5 – 3 jam dengan berjalan kaki. Medannya memang cukup sulit, karena hanya berupa jalan setapak yang dikelilingi dengan hutan belantara. Dalam perjalanan menuju lagoon, kebanyakan adalah menanjak dan bila tidak berhati-hati bisa mudah sekali tersandung akar pohon. Bagi yang tidak biasa jalan jauh, ini pasti merupakan “siksaan” tersendiri hehe. Guide kami jagonya bukan main, hanya pakai sandal tipis dan tidak ngos-ngosan sama sekali, bukan main! Ada tips nih buat yang mau trekking juga di sini, kalau sudah merasa tidak sanggup lagi, jangan gengsi untuk bilang stop dan istirahat. Terlalu memaksakan juga tidak baik nantinya buat jantung :p
Satu tips lagi, buat kamu-kamu yang tidak terlalu termotivasi, jangan jalan di paling belakang. Jalanlah tepat di belakang si guide.

Untungnya waktu itu kami hanya perlu 55 menit (bangga benar) untuk sampai ke Lagoon Sempu (Banggal), dan cuaca juga sedang mendukung, karena jika kondisi hujan area untuk menuju ke Lagoon akan menjadi basah dan penuh dengan lumpur, makanya lebih baik siapkan sepatu bots. Tapi jika ga bawa, dipantai Sendang Biru juga ada tempat penyewaannya kok. Setelah melewati hutan dan tebing terjal yang dikelilingi dengan batu karang, akhirnya kami sampai juga di tempat tujuan. Dan ternyata memang tidak sia-sia perjalanannya. All I can say is “WOW…so beautiful”.


Gimana ajib kan? Ga percuma bersusah payah untuk sampai ke Lagoon Sempu. Di tempat ini sering dijadikan tempat perkemahan. Beberapa turis yang ingin menikmati lebih lama suasana di Lagoon Sempu biasanya memutuskan untuk berkemah dengan membawa tenda dan kebutuhan lainnya. Karena katanya kalau pas malam hari suasananya sangat tenang, diiringi dengan riuhnya ombak dan kental akan nuansa alamnya. Nah, dibawah ini ada lagi gambarnya.


Gambar ini menunjukkan karang berlubang yang jika diterpa ombak laut akan langsung seperti terlihat digambar. Kalau deket dengan lubang tersebut, seru rasanya ketika ada ombak yang menerjang, karena kita akan kecipratan air dan terdorong (terpental) oleh kuatnya efek terjangan ombak tersebut.


Bagi anda yang ingin berenang, ya mungkin akan sedikit kecewa. Karena air di Lagoon ini cukup dangkal, tapi setidaknya bisa bermain air yang masih sangat jernih hehehe. Saking jernihnya, kita bisa lihat ikan-ikan kecil yang berenang ramai-ramai dan juga karang-karang di dasar. Satu hal lagi, air di lagoon ini lumayan dingin. Brrr…


Setelah puas di Sempu Lagoon kami berjalan balik ke tempat penjemputan perahu, yaitu Segara Anakan. Perjalanan memakan waktu kurang lebih 50 menit, berasa lebih cepat karena medannya yang cenderung menurun, kebalikannya dari berangkat yang harus mendaki. Setelah balik dari Sendang Biru kami iseng mampir ke pantai Goa Cina. Di pantai ini ada sebuah goa yang konon tempat pertapaan tabib Cina. Tapi kami gak liat goanya karena harus agak mendaki lagi (capek :D). Jadi kita cuma ke pantainya liatin ombak, yang notabene besar dan di pantai ini dilarang berenang/main air.


Dari pantai Goa Cina, kami langsung balik ke kota Malang, puas rasanya bermain air (padahal diJakarta juga banyak hahaha), tetapi nuansa alamnya yang beda, ditambah dengan unsur petualangan membuat wisata alam kali ini semakin seru dan menyenangkan. Malemnya langsung tepar dikamar, dan siap untuk aktifitas esok hari.

Sebenarnya keesokan harinya kami pergi ke tempat wisata lagi, tapi hanya sebentar dan ga banyak moment yang kita foto, karena lupa juga kayanya. Setelah puas menikmati liburan di Malang, kami kembali ke Jakarta pada hari Senin pagi. Kebetulan tiket pesawat Sriwijaya air yang saya pesan di Traveloka berangkat pagi hari. Jadi sampai Jakarta, kami langsung ke kantor dengan mental yang lebih baik, masih ada rasa “excited”, senang, dan tidak ketinggalan sedikit cape hehehe. Tapi tentu lebih banyak efek positifnya, terbukti dengan kerja yang lebih semangat dan termotivasi, khususnya agar dapat menyisihkan uang dari gaji,sehingga kami bisa liburan lagi dalam waktu dekat wkwkwk.

Nah, alam Lagoon Sempu di Malang ini memang bisa dibilang surganya Jawa Timur. Namun pesan saya, lebih baik jangan ke Pulau Sempu kalau hanya untuk merusak, hura-hura, dan anda tak mampu menjaga kelestarian ekosistem dan kebersihannya.

2014, Nyanyi Fix You saja kakak!

$
0
0
Hai... Posting awal tahun 2014 yang hampir kadalauarsa ini saya mulai dengan curcol, boleh? boleh saja dah!
Jadi, sudah 3 bulan blog ini hiatus, hanya draft yang tidak kunjung publish bak jerawat yang tak kunjung meletus. Tidak seperti biasanya, setiap saya balik kelayapan dari gunung atau dunia tanpa GPS, pasti ada buah tangan berupa coretan yang berujung di blog, walaupun isinya gak penting, tapi saya tak tega dengan para pembaca setia blog ini. emang ada?

Ngomongin kepercayaan,
Dalam sebuah hubungan, "Trust" adalah harga mati yang tidak bisa dinomorduakan, baik itu sahabat, teman, pasangan dan apapun yang kita miliki. Seperti hubungan saya dengan sepatu trail, saya percaya bahwa sepatu trail saya mampu memberi rasa aman ketika dipakai menanjak bukit, menapaki kerasnya batu, aspal dan pasir yang panas, rumput yang mampu menggores kulit, dan mungkin benda asing yang siap menancap di telapak kaki. Paling tidak hilang satu kekhawatiran daripada hanya telanjang kaki.

Saya sengaja tidak menyebutkan namanya walau itu penting, ada yang bilang gini  "merusak kepercayaan itu 1000 kali lipat lebih mudah dibandingkan membangunnya". Cukup anggukkan kepala saja bila setuju. Tapi tidak adil juga kalau terus menghakimi orang yang telah merusak kepercayaan itu dengan menganggapnya masih dan akan terus berbohong?. iya? iya aja!

dia bilang gini “tapi sekali kali berbohong demi kebaikan gak papa kan?”
siapa yang setuju? anggukan kepala 1 kali lagi kalau setuju, yang tidak setuju silakan dicela!
"Eitsss..tetapi nanti akan muncul kebohonan lain untuk menutupi kebohongannya"
"iya, dan semakin dia banyak berbohong, akan semakin fatal akibatnya jika ketahuan tho?"
"Terus kenapa harus bohong?"
"alasan yang paling umum adalah untuk menjaga perasaan pasangan, saya sendiri pernah melakukan kesalahan yang mengakibatkan kehilangan kepercayaan dari seseorang" iya, ini curhat.
"terus mending bohong apa jujur?"
"Nyanyi lagunya broery saja kakak! Semuaaa... terserah padamu..."

"hmmm... kesalahan memang tidak untuk dilupakan, karena kesalahan harus diperbaiki.
Berbuat kesalahan fatal juga  susah untuk dilupakan dengan dalih dan alasan apapun.
Meminta untuk melupakan semua itu juga hal yang tidak mungkin, ya tho?"

"widiiih... tumben waras! ngutip dari buku mana kakak?! kalau aku jadi kamu, aku tidak akan mampu bersikap seperti itu, bisa bersikap seolah tidak terjadi apa-apa dan semua terlihat baik-baik saja…" tangan kanannya memengang dahi, tangan kirinya memegang pantat
"kupretttt lu! berantem yok!"

Terima kasih karena selalu mendukungku…

Selesai menulis paragaf terakhir, kita matikan lampu lalu nanyi sekonyong sedapetnya lagu Fix You, berlagak seperti Chris Martin yang lonjak lonjaka memutar mengayunkan mic persis di menit 2.44 video ini, Ada lega di hati.

Viewing all 185 articles
Browse latest View live